dc.description.abstract | Mahasiswa baru akan mengalami berbagai macam problematika saat
dirinya berada dalam lingkungan baru di perguruan tinggi, terutama mahasiswa
baru yang berasal dari luar Pulau Jawa yang sebelumnya belum pernah
berdomisili di Jember akan lebih merasakan problematika yang lebih menantang
dalam lingkup akademik maupun non akademik. Salah satu kondisi pertama kali
yang sering dirasakan yaitu gegar budaya, dimana seseorang akan merasakan
kesedihan, kecemasan, kekhawatiran, bingung bahkan stres terhadap budaya baru
yang sebelumnya belum pernah dikenal dan dirasakan. Kondisi stres tersebut
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah faktor internal dan faktor
eksternal. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui hubungan antara gegar
budaya dengan stres mahasiswa baru luar Pulau Jawa di Universitas Jember.
Penelitian ini meggunakan sampel mahasiswa baru luar Pulau Jawa seUniversitas Jember tahun ajaran 2018 yang berjumlah 108 mahasiswa,
menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional
dengan teknik sampling total sampling. Instrument yang digunakan adalah
kuesioner Culture Shock dan Student-life Stress Inventory (SSI) sebagai alat
pengumpul data yang sudah tervaliditas dan reliabel. Uji statistik yang digunakan
adalah Pearson, karena data terdistribusi normal dengan tingkat kepercayaan
95%.
Hasil uji analisis bivariat dengan menggunakan uji Pearson menunjukkan
bahwa terdapat hubungan gegar budaya dengan stres mahasiswa baru luar Pulau
Jawa di Universitas Jember dengan p-value = 0,001 (< 0,05). Nilai koefisien
korelasi hubungan antara kedua variabel sebesar 0,372 yang menunjukkan bahwa
korelasinya tergolong lemah dan positif. Hasil korelasi positif menunjukkan hubungan searah antara kedua variabel, artinya semakin tinggi gegar budaya
seseorang maka semakin tinggi pula stres yang dialaminya, begitu juga sebaliknya
semakin rendah gegar budaya yang dirasakan maka semakin rendah pula stresnya.
Dari hasil dan kesimpulan didapatkan persentase gegar budaya terbanyak yang
dialami mahasiswa baru dalam kategori rendah yaitu 68 mahasiswa (63%), begitu
juga dengan stres yang dirasakan mahasiswa baru juga masih dalam kategori
rendah yaitu 63 mahasiswa (58,3%). Sehingga stres pada mahasiswa baru salah
satunya bisa dipengaruhi oleh gegar budaya, namun sebenarnya masih banyak
faktor lain yang bisa mempengaruhi stres pada mahasiswa baru baik dari faktor
internal (diri sendiri) maupun ekternal (lingkungan). Dari hasil tersebut
diharapkan mahasiswa baru terutama yang berasal dari luar Pulau Jawa untuk
terus berusaha meningkatkan keyakinannya dalam menghadapi problematika
selama kuliah di Universitas Jember ini. | en_US |