Perancangan Penjadwalan dan Maintenance Task pada Boiler dengan Metode Reliability Centered Maintenance
Abstract
Latar belakang penelitian ini adalah mencegah terjadinya kerusakan pada
ketel uap atau boiler secara mendadak. Ketel uap di Pabrik Gula Gending
merupakan salah satu alat vital dalam proses produksi. Uap hasil dari ketel
digunakan untuk menggerakkan stasiun penggilingan. Ketika kerusakan atau
kegagalan terjadi secara mendadak maka dapat menhentikan proses produksi.
Kondisi ini dapat diatasi dengan sebuah konsep perawatan yang berfokus pada
tindakan pencegahan atau yang sering dikenal dengan Preventive Maintenance
(PM).
Tindakan perawatan preventif atau Preventive Maintenance dapat
ditemukan dalam suatu metode perawatan yang dinamakan Reliability Centered
Maintenance (RCM). RCM merupakan sistematis proses yang digunakan untuk
menentukan apa yang harus dilaksanakan untuk memastikan setiap fasilitas dapat
terus menjalankan fungsinya. Menurut Moubray (1997), metode RCM merupakan
metode yang tepat karena dapat menentukan apa yang seharusnya dilakukan untuk
menjamin suatu sistem dapat berjalan dengan baik sesuai dengan fungsi yang
diinginkan oleh pengguna. Selain itu, RCM juga berfokus pada Preventive
Maintenance dalam menjalankan tugasnya.
RCM sudah diaplikasikan pada beberapa permasalahan yang terjadi. Pada
ketel uap misalnya, penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Taufik dkk. 2013,
berhasil menghitung keandalan ketel dan membandingkan keandalan sebelum dan
sesudah dilakukan PM dengan menggunakan aplikasi Weibull ++6. Penelitian
yang dilakukan oleh Jainuri, 2014, berhasil menghitung komponen-komponen
kritis yang kerap kali menyebabkan kegagalan pada ketel. Dan dengan menyusun Logic Tree Analisys (LTA) juga berhasi menentukan jenis tindakan perawatan
yang tepat untuk mengatasi kegagalan pada komponen kritis. Penelitian Hamim
Rachman dkk. 2017, mampu menemukan komponen kritis dengan metode Failure
Mode And Effect Analisys (FMEA). Selain itu peneliti juga mampu menghitung
interval perawatan dan menentukan jenis tindakan perawatannya.
Pada penelitian ini dilakukan dua tahap, tahap pertama menghitung
interval perawatan. Interval perawatan diperoleh dengan menghitung Time To
Failure (TTF) ketel atau di Pabrik Gula Gending istilah ini lebih dikenal dengan
data jam berhenti. Data jam berhenti ketel yang digunakan yaitu dari tahun 2013
hingga tahun 2017. Data jam berhenti ini kemudian diimputkan kedalam aplikasi
bernama Minitab versi 18. Data diimputkan untuk menentukan distribusi laju
kerusakan yang tepat. Setelah ditemukan distribusi yang akan digunakan
(distribusi Weibull), maka tahap selanjutnya adalah mencari parameter dari
distribusi tersebut. Parameter dari distribusi Weibull yaitu parameter bentuk =
0,674059 dan parameter skala = 45,9863. Kemudian parameter ini digunakan
untuk menghitung keandalan sebelum dan sesudah dilakukan PM. Hasil dari
perhitungan interval perawatan yaitu diperoleh interval perawatan terbaik
dilakukan setiap 15 hari sekali.
Tahap selanjutnya adalah menentukan jenis tindakan perawatan yang
tepat.
Jenis tindakan diperoleh melalui 6 tahap proses RCM, yaitu system boundary,
system description and functional block diagram, function and functional failure,
FMEA, RCM information worksheet, RCM decisision worksheet. Dari tahap ini
diperoleh bahwa jenis tindakan yang harus dilakukan di Pabrik Gula Gending
yaitu on condition task, restoration task dan discard task. Merujuk pada buku
karangan B.S. Dhillon yang berjudul Engineering Maintenance, maka tindakan on
condition dikelompokkan dalam tindakan inspection, servicing dan testing.
Tindakan restoration dan discard dikelompokkan dalam tindakan alignment,
adjustment dan installation. Di Pabrik Gula Gending terdapat 2 periode, periode
dalam masa giling dan luar masa giling. Jadi, pada saat dalam masa giling tindakan perawatan yaitu on condition, pada saat luar masa giling tindakan
perawatan yaitu discard task dan restoration task.
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4096]