| dc.description.abstract | Hasil penelitian yang telah dilakukan pada remaja kelas X di SMA Nuris 
menunjukkan nilai tengah spiritualitas remaja 56,00 dan nilai tengah aktualisasi diri 
29,00. Hasil uji Spearman menunjukkan nilai p (0,18) sehingga dapat dikatakan 
terdapat hubungan antara spiritualitas dengan pencapaian aktualisasi diri remaja 
kelas X di SMA Nurul Islam Antirogo Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember.  
Spiritualitas memiliki pengaruh terhadap pencapaian aktualisasi diri remaja. 
Nilai-nilai kebaikan pada remaja akan mendorong kepercayaan, pikiran, perasaan, 
interaksi dengan orang lain, dan evaluasi diri dalam berbagai aspek kehidupan 
sehingga dapat menjadi bekal untuk memenuhi kebutuhan aktualisasi diri di arah 
yang positif. Aktualisasi diri optimal pada remaja akan tercapai apabila remaja 
mampu menerima kekurangan dalam dirinya dan mengembangkan potensi yang 
ada dalam dirinya. Apabila remaja mampu mengembangkan pemenuhan kebutuhan 
aktualisasi diri akan memudahkan remaja dalam proses adaptasi ketika memasuki 
tahap dewasa awal. 
Intervensi yang dapat diberikan perawat pada remaja untuk 
mengoptimalkan indikator pencapaian aktualisasi diri remaja dengan melatih 
remaja membuat beberapa rencana dalam suatu tindakan sehingga remaja dapat 
mengantisipasi kegagalan, melatih remaja untuk menerima kejadian di masa lalu 
kemudian merencanakan rencana selanjutnya, intervensi tersebut dapat dilakukan 
melalui kegiatan kuis pemecahan masalah. Selanjutnya intervensi yang dapat 
dilakukan dengan melatih remaja memutuskan sesuatu secara cepat dan tepat yang 
dapat dilakukan malalui kegiatan kuis dengan tenggat waktu yang ditentukan 
sehingga remaja terlatih memutuskan sesuatu dengan cepat, serta perawat dapat 
melatih remaja untuk mengungkapkan permasalahan yang sedang dihadapi dengan 
membiasakan remaja bersikap jujur pada diri sendiri. Selanjutnya untuk 
meningkatkan indikator sinergi, perawat dapat melatih remaja menggunakan waktu 
untuk kegiatan-kegiatan yang bermanfaat dan selalu mengerjakan tugas tepat 
waktu. Dalam hal ini perawat dapat berkolaborasi dengan guru pembimbing atau 
pengasuh pondok untuk menyusun jadwal kegiatan remaja di sekolah dan pondok 
pesantren secara rinci dan dilakukan secara rutin. | en_US |