dc.description.abstract | Kerusakan hepar menjadi penanda penting untuk keberlangsungan hidup
suatu organisme. Mortalitas akibat penyakit hepar mencapai angka 1 juta jiwa
atau sekitar 2% dari keseluruhan kematian pada tahun 2010 dengan salah satu
penyebab terbanyak yaitu penggunaan alkohol. Mekanisme kerusakan hepar
akibat alkohol terjadi karena etanol dari luar tubuh menyebabkan peningkatan
homocysteine hepar. Metabolisme Homocysteine menjadi cysteine menyebabkan
penurunan glutation sulfhidril (GSH). Selain itu, etanol meningkatkan radikal
bebas dengan metabolisme lipid peroksidase, mengaktivasi xantin oksidase, dan
sitokrom P450-2E1 (CYP2E1). GSH yang menurun menyebabkan
ketidaksimbangan oksidan-antioksidan sehingga mengakibatkan jumlah radikal
bebas tubuh terus meningkat. Radikal bebas menyebabkan stres oksidatif yang
mengaktivasi cPKCs, mengubah fungsi dan struktur yang berhubungan dengan
pembentukan empedu sehingga mengganggu sekresi bilier dan terjadi retensi zat
membentuk empedu. Radikal bebas dari etanol dapat menyebabkan kerusakan
hepatosit yang disebabkan oleh rusaknya membran lipid, protein, dan DNA
hepatosit. Adanya kolestasis dan kerusakan hepatosit menyebabkan peningkatan
kadar ALP.
Ketidakseimbangan oksidan-antioksidan menyebabkan tubuh
membutuhkan antioksidan dari luar tubuh untuk mengurangi efek penurunan
antioksidan alami tubuh. Tanaman kelor (Moringa oleifera L.) merupakan salah
satu tumbuhan yang memiliki banyak senyawa antioksidan seperti alkaloid,
glikosida, flavonoid, fenolik, saponin, tannin, dan vitamin C. Oleh karena itu,
perlu diteliti pengaruhnya pada telur ayam berembrio yang diinduksi etanol.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun kelor (Moringa oleifera L.) untuk menurunkan kadar ALP telur ayam berembrio
yang diinduksi etanol.
Jenis penelitian ini merupakan true experimental laboratories dengan
rancangan penelitian post-test only control group design. Penelitian menggunakan
sampel berjumlah 25 telur ayam fertil yang diambil dari populasinya
menggunakan teknik simple random sampling. Selanjutnya, dilakukan adaptasi
sampel selama 11 hari di inkubator dengan suhu 37 °C bertempat di Laboratorium
Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Jember. Telur dikelompokkan menjadi
5 kelompok dengan masing-masing kelompok berjumlah 5 butir telur. Kelompok
kontrol (K) tidak diberi perlakuan apapun karena kelompok ini menjadi acuan
kadar ALP normal telur fertil. Kelompok K(-) diberikan etanol dosis 10%,
sedangkan kelompok P1, P2, dan P3 diberikan etanol 10% dan ekstrak etanol daun
kelor (Moringa oleifera L.) dengan dosis masing-masing 0,5 µg/mL, 5 µg/mL, 50
µg/mL di air sac telur. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah dosis ekstrak
daun kelor, sedangkan variabel terikatnya adalah kadar ALP. Analisis data yang
digunakan adalah One Way ANOVA untuk membandingkan kadar ALP antar
kelompok dan uji Post Hoc yaitu LSD (Least Signifficance Different) untuk
mengetahui antar kelompok manakah yang memiliki kadar ALP berbeda.
Hasil penelitian didapatkan kadar rata-rata ALP kelompok kontrol sebesar
13,55 U/L, kelompok yang hanya diberi etanol 10% sebesar 28,87 U/L, kelompok
yang diberi etanol 10% dan ekstrak daun kelor 0,5 µg/mL sebesar 28,48 U/L,
kelompok yang diberi etanol 10% dan ekstrak daun kelor 5 µg/mL sebesar 22,90
U/L, serta kelompok yang diberi etanol 10% dan ekstrak daun kelor 50 µg/mL
sebesar 15,04 U/L. Hasil analisis data didapatkan data yang terdistribusi normal
dan homogen lalu dilanjutkan dengan analisis One Way ANOVA yang
menunjukkan hasil yang signifikan dengan p=0,032 (p<0,05). Hasil uji Post Hoc
LSD menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok yang
diberi etanol dengan kelompok yang diberi etanol dan ekstrak daun kelor dosis 50
µg/mL sehingga dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun kelor (Moringa oleifera
L.) dapat menurunkan kadar enzim alkali fosfatase telur ayam berembrio yang
diinduksi etanol. | en_US |