Show simple item record

dc.contributor.advisorHANDOKO, Adelia
dc.contributor.advisorELFIAH, Ulfa
dc.contributor.authorMAULUDYAHWATI, Luluk
dc.date.accessioned2019-08-26T04:40:53Z
dc.date.available2019-08-26T04:40:53Z
dc.date.issued2019-08-26
dc.identifier.nimNIM152010101033
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/92177
dc.description.abstractKebisingan merupakan salah satu permasalahan yang terjadi pada para pekerja. Sekitar 80% kebisingan bersumber dari penggunaan mesin pada aktivitas industri. Dampak negatif kesehatan yang ditimbulkan akibat kebisingan dibagi menjadi dua, yaitu dampak auditori dan nonauditori. Kebisingan dapat merusak selsel sensori pendengaran di koklea yang menimbulkan terjadinya Noise Induced Hearing Loss (NIHL). Kebisingan juga dapat meningkatkan kadar glukosa darah. Kebisingan sebagai stressor dapat menstimulasi saraf simpatis dan mengaktivasi hipotalamus pituitari adrenal (HPA) serta meningkatkan hormon stres, yaitu kortisol. Peningkatan kortisol ini dapat meningkatkan pembentukan glukosa melalui proses glukoneogenesis. Penelitian ini bersifat analitik observasional dengan desain studi cross sectional. Penelitian dilakukan pada pekerja pemotongan kayu di Kecamatan Arjasa, Kabupaten Jember pada bulan Desember 2018-Januari 2019. Sampel penelitian ditentukan menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria inklusi: (1) diizinkan oleh pemilik usaha dagang untuk menjadi responden, (2) bersedia menjadi responden dengan menandatangani lembar inform consent, (3) berjenis kelamin laki-laki dalam keadaan sehat, (4) mempunyai masa kerja ≥ 1 tahun, (5) berusia 18-45 tahun, (6) memiliki Body Mass Index (BMI) normal, yaitu 18,5 – 24,9 kg/m2 , (7) bekerja pada shift pagi, (8) pekerja tidak terpapar matahari secara langsung, (9) memiliki pola makan yang sesuai dengan angka kecukupan energi; dan kriteria eksklusi: (1) mengkonsumsi alkohol dalam kurun waktu satu bulan terakhir, (2) memiliki riwayat diabetes melitus, (3) memiliki riwayat keluarga diabetes melitus, (4) memiliki riwayat penyakit jantung, (5) memiliki riwayat hipertensi, (6) memiliki riwayat pankreatitis. Pengukuran intensitas kebisingan menggunakan alat V&A VA8080 sound level meter dan pengukuran glukosa darah menggunakan alat blood glucose meter merk On Call Plus. Analisis data menggunakan uji Statistical Package for Social Science (SPSS). Uji normalitas data menggunakan Shapiro-Wilk dan uji komparasi menggunakan independent t test dengan nilai p < 0,05. Penelitian ini memperoleh sampel sebanyak 34 orang. Sebagian besar responden berusia 25-39 tahun (79,4%) dan bekerja selama lebih dari 2 tahun sejumlah 58,8%. Intensitas kebisingan pada usaha dagang pengolahan kayu melebihi nilai ambang batas kebisingan yaitu 97,5 dB(A). Sebagian besar responden memiliki pola makan dengan asupan energi dalam kriteria kurang (91,3%). Rerata kadar glukosa darah puasa pada kelompok bising (106 mg/dl) lebih tinggi daripada kelompok tidak bising (73 mg/dl). Hasil analisis data independent t test menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rerata kadar glukosa darah puasa yang bermakna antara kelompok yang terpapar bising dan kelompok yang tidak bising (p=0,000). Berdasarkan hasil tersebut, disimpulkan bahwa terdapat pengaruh paparan kebisingan kronis terhadap kadar glukosa darah pada pekerja pemotongan kayu di Kecamatan Arjasa, Kabupaten Jember.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries152010101033;
dc.subjectKebisinganen_US
dc.subjectpekerjaen_US
dc.subjectmesinen_US
dc.subjectaktivitas industrien_US
dc.subjectDampak negatif kesehatanen_US
dc.subjectDampak negatifen_US
dc.subjectkesehatanen_US
dc.subjectdampak auditorien_US
dc.subjectdampak nonauditorien_US
dc.titlePengaruh Paparan Kebisingan Kronis Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Pekerja Pemotongan Kayu Di Kecamatan Arjasa, Kabupaten Jemberen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record