Pengukuran Kadar Sukrosa Nira Kelapa Pada Berbagai Umur Tanaman
Abstract
Gula adalah salah satu pemanis yang umum dikonsumsi oleh masyarakat.
Beberapa produk gula yang mudah ditemukan di pasaran yaitu gula pasir, gula
merah, gula batu dan lainnya. Gula kelapa sering disebut sebagai gula merah atau
gula jawa. Bahan baku gula kelapa adalah nira kelapa. Nira merupakan cairan
manis yang terdapat dalam manggar bunga kelapa. Gula kelapa memiliki aroma
dan rasa yang khas dari gula lainnya. Dalam pengolahan nira kelapa dibutuhkan
nira yang baik untuk menghasilkan gula kelapa yang baik.
Penyadapan perlu dilakukan pada tanaman kelapa yang dapat menghasilkan
nira dengan volume cukup untuk diolah menjadi gula kelapa sehingga perlu
diketahui umur tanaman, Berdasarkan hal tersebut pada penelitian ini dilakukan
pengukuran produksi (volume) nira pada berbagai umur tanaman kelapa dan kadar
sukrosa yang terkandung. Selain itu, dalam proses penyadapan perlu diberikan
pengawet karena sukrosa mudah mengalami fermentasi yang menyebabkan nira
menjadi basi. Pengawet yang diberikan adalah 1 sdm kapur. Dari penambahan
pengawet tersebut dapat diukur nilai pH nira untuk mengetahui sukrosa
berfermentasi atau tidak. Nira dalam keadaan baik memiliki pH 6-7.
Sampel pada penelitian didapat dari kebun kelapa Pak Mok desa PantiJember. Empat pohon dipilih secara acak untuk dihitung umurnya sebagai Pohon
1, Pohon 2, Pohon 3, dan Pohon 4. Umur tanaman diketahui dari metode filotaksis
dan dilakukan satu kali. Setiap pohon disadap tiga tandannya dan dilabeli sebagai
A, B, dan C. Penelitian dilakukan di Laboratorium Fisika Modern Jurusan Fisika
Universitas Jember. Pada penelitian ini dilakukan konstruksi alat interferometer
Michelson yang digunakan untuk mencari nilai indeks bias sukrosa standart dan
digunakan sebagai acuan. Nilai indeks bias sukrosa standart dan nira digrafikkan
kemudian persamaan nira disubstitusikan ke dalam grafik sukrosa standart dan
nilai x dimasukkan 100% diasumsikan nira yang diuji adalah nira murni sehingga dapat diketahui kadar sukrosa nira yang diuji sebesar x dari persamaan sukrosa
standart. Produksi (volume) dilakukan selama enam hari untuk penyadapan pagi
dan sore hari menggunakan gelas ukur. pH nira diukur menggunakan pH meter.
Hasil pengukuran menunjukkan umur Pohon 1 adalah 60 tahun, Pohon 2
45,8 tahun, Pohon 3 40 tahun, dan Pohon 4 27,5 tahun. Pada metode filotaksis,
umur tanaman ditentukan dengan menghitung jumlah pelepah pada batang (P).
Pengukuran volume nira selama enam hari penyadapan menunjukkan bahwa umur
tanaman yang semakin muda menghasilkan nira yang semakin banyak. Volume
rata-rata nira yang dihasilkan perhari adalah 0,58 liter, 0,50 liter, dan 0,52 liter
pada Pohon 1; 1,40 liter, 1,38 liter, dan 1,24 liter pada Pohon 2; 1,65 liter, 1,66
liter, dan 1,62 liter pada Pohon 3; serta 2,68 liter, 2,64 liter, dan 2,63 liter pada
Pohon 4. Pohon yang menghasilkan nira lebih banyak, lebih efisien untuk disadap.
Nilai pH yang terukur mendekati skala 6-7 menunjukkan nira dalam keadaan baik.
Nilai pH dipengaruhi oleh pengawet yang diberikan sebelumnya. Kadar sukrosa
nira kelapa yang dihasilkan pada keempat pohon adalah 18,67%, 17,87%,
dan18,95% pada Pohon 1; 15,63%, 14,98%, dan 15,20% pada Pohon 2; 15,56%,
14,98%, dan 13,31% pada Pohon 3; serta 12,01%, 15,20%, dan 13,10% pada
Pohon 4. Berdasarkan hasil penelitian dapat dikatakan bahwa nira yang diuji
memenuhi SNI yang ditetapkan dan dalam keadaan baik.