Personologi Dalam Novel Ayah Karya Andrea Hirata Dan Pemanfaatannya Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Sma
Abstract
Personologi mempelajari kehidupan manusia secara individu dan faktorfaktor yang mempengaruhi perjalanan hidupnya. Dalam novel Ayah karya Andrea
Hirata, Sabari, sebagai tokoh utama, mengalami kebutuhan dan tekanan yang
mendorongnya melakukan berbagai upaya untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Ia mengalami berbagai kondisi kejiwaan dalam proses memenuhi kebutuhan.
Selain Sabari, tokoh lainnya juga mengalami kebutuhan dan tekanan, yakni
Marlena, Zorro, Ukun, Tamat, dan Markoni. Kepribadian tokoh tercermin dari
tingkah laku tokoh yang dipengaruhi oleh adanya faktor-faktor, motivator, tujuan,
sasaran, serta latar belakangnya. Oleh sebab itu, teori yang digunakan adalah
Personologi Henry Murray. Untuk dapat menganalisis personologi tokoh, maka
dilakukan analisis unsur intrinsik (tema, tokoh, penokohan, dan konflik) terlebih
dahulu, karena adanya keterkaitan antara personologi dengan unsur intrinsik
tersebut. Berdasarkan pemaparan tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini
meliputi: (1) Bagaimanakah unsur intrinsik (tema, tokoh, penokohan, dan konflik)
dalam novel Ayah karya Andrea Hirata?; (2) Bagaimanakah kebutuhan tokoh dan
tekanan yang dialami tokoh dalam novel Ayah karya Andrea Hirata dalam
perspektif Personologi Murray?; (3) Bagaimanakah pemanfaatan hasil penelitian
dalam novel Ayah karya Andrea Hirata pada pembelajaran Bahasa Indonesia di
SMA?
Jenis dan rancangan penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif.
Sumber data dalam penelitian adalah novel Ayah karya Andrea Hirata cetakan ke16 tahun 2017 terbitan Bentang Pustaka. Data dalam penelitian berupa kutipan
unsur intrinsik dan personologi dalam novel. Pengumpulan data menggunakan
teknik dokumentasi. Teknik analisis data meliputi membaca, reduksi data, penyajian data, prosedur analisis data, interpretasi data, verifikasi data dan
penarikan kesimpulan.
Hasil dan pembahasan menunjukkan bahwa tema dalam novel adalah
kepribadian yang tangguh dapat terbentuk dari watak seseorang yang sabar, rela
berkorban, dan tidak mudah menyerah. Tokoh utama adalah Sabari, tokoh
tambahan yakni Marlena, Zorro, Ukun, Tamat, dan Markoni. Penokohan
digambarkan melalui metode telling dan showing. Konflik meliputi konflik
internal dan konflik eksternal. Dengan metode telling dan showing, serta konflik
internal dan eksternal, maka dapat dipahami watak dan kepribadian masingmasing tokoh. Sabari akhirnya menjadi pribadi yang tangguh, meskipun ia sempat
terpuruk lalu bangkit kembali setelah mengalami berbagai masalah dalam
hidupnya. Kebutuhan dan tekanan yang dialami membuat Sabari melakukan
berbagai upaya untuk memenuhi kebutuhan itu. Ia juga mengalami gangguan
kejiwaan karena ada kebutuhan yang tidak terpenuhi. Marlena membenci Sabari
dan segala perjuangan Sabari tidak dipedulikan olehnya. Kebutuhan dan tekanan
yang dialaminya membuat ia tidak pernah menyerah dalam mencapai tujuan
hidupnya. Zorro akhirnya menjadi pribadi yang kuat. Kebutuhan dan tekanan
yang dialami membuatnya bekerja keras layaknya orang dewasa, namun ia juga
berprestasi di sekolah. Selain ketiga tokoh tersebut, terdapat tiga tokoh lainnya
yang mengalami kebutuhan dan tekanan, yakni Ukun, Tamat, dan Markoni.
Penelitian ini dapat dimanfaatkan pada pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA
kelas XII, pada KD 3.3. dan KD 4.1.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah unsur intrinsik dalam novel (tema,
tokoh, penokohan, dan konflik) dapat memperkuat pemahaman mengenai
kepribadian tokoh dalam novel. Tema menggambarkan bahwa kepribadian yang
tangguh dapat terbentuk dari watak seseorang yang sabar, rela berkorban, dan
tidak mudah menyerah. Penokohan menggambarkan kepribadian tokoh utama
(Sabari) dan tokoh tambahan (Marlena, Zorro, Ukun, Tamat, dan Markoni).
Konflik meliputi konflik internal dan eksternal. Personologi meliputi kebutuhan
tokoh dan tekanan yang dialami tokoh. Hasil penelitian dapat dimanfaatkan pada
pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA kelas XII.