dc.description.abstract | Era globalisasi ditandai dengan kesetaraan gender, dimana kedudukan dan
peranan laki-laki maupun perempuan setara serta tidak ada yang paling dominan.
Persamaan kedudukan antara laki-laki dan perempuan memberikan peluang untuk
perempuan bisa bekerja di luar rumah baik di sektor formal maupun di sektor
infomal. Sama halnya dengan perempuan pada keluarga penyadap di Desa
Jambewangi yang juga bekerja sebagai penyadap getah pinus. Pekerjaan penyadap
pinus merupakan pekerjaan yang mayoritas dilakukan oleh laki-laki karena
dianggap memiliki fisik yang lebih kuat dibandingkan perempuan, namun karena
berbagai faktor perempuan ikut dilibatkan dalam bekerja menjadi penyadap.
Perempuan yang bekerja sebagai penyadap pinus di Desa Jambewangi
mengalami penyengsaraan dan memikul beban yang berat, selain harus
bertanggung jawab atas pekerjaan rumah tangga perempuan juga ikut bertanggung
jawab atas pekerjaan sebagai penyadap getah pinus. Walaupun bekerja keras
perempuan tidak mendapatkan upah sendiri karena upah dari penyadapan tetap
atas nama suami. Perempuan yang selalu dipandang feminim dan tidak bisa
mengerjakan pekerjaan maskulin yang mengandalkan otot namun berbeda dengan
realita yang terjadi di Desa Jambewangi. Perempuan mampu mengerjakan
pekerjaan maskulin yang mengandalkan otot dan terdapat perempuan yang lebih
rajin bekerja menjadi penyadap dibandingkan laki-laki.
Perumusan masalah yang akan diungkapkan dalam penelitian ini mengenai
(1) Bagaimanakah perkembangan peran perempuan dalam bekerja sebagai
penyadap getah pinus di Desa Jambewangi. (2) Bagaimanakah peran perempuan
dalam keluarga. (3) Bagaimana kontribusinya terhadap pendapatan penyadap
getah pinus. Tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah mampu (1) Mendeskripsikan perkembangan peran perempuan dalam bekerja sebagai
penyadap di Desa Jambewangi. (2) Mendeskripsikan peran perempuan dalam
keluarga. (3) Mendeskripsikan kontribusinya terhadap pendapatan penyadap
getah pinus.
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Penelitian ini
dilakukan di Desa Jambewangi yang berada di BKPH Kalisetail KPH
Banyuwangi Barat. Informan dalam penelitian ini berjumlah 12 informan, yaitu 6
informan utama dan 6 informan tambahan. Teknik pengumpulan data yaitu
menggunakan wawancara mendalam, observasi partisipasi dan dokumen. Analisis
data menggunakan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Himpitan ekonomi memaksa
perempuan bekerja sebagai penyadap getah pinus, hal ini disebabkan karena
kebutuhan yang semakin tinggi sedangkan pendapatannya tetap. (2) Peran
perempuan dalam menyadap pinus mengalami perkembangan awalnya perempuan
hanya membantu dalam pemanenan getah pinus, namun karena perempuan
dianggap mampu melakukan tahapan kerja yang lain maka perannya dalam
menyadap dimaksimalkan dengan belajar melakukan pembaruan luka dan
penyemprotan CAS sehingga perempuan melakukan semua tahapan penyadapan
pinus. (3) Curahan waktu kerja masing-masing penyadap hampir sama, namun
terdapat perempuan yang memiliki peran lebih banyak dibandingkan laki-laki
yaitu sebesar 6,71 Jam/Hari sedangkan laki-laki hanya 1,86 Jam/Hari (4)
Pengambilan keputusan dalam kegiatan domestik di dominasi oleh perempuan,
sedangkan pengambilan keputusan dalam kegiatan publik dilakukan bersamasama antara perempuan dan laki-laki. Perencanaan keuangan dilakukan bersamasama, sedangkan pengelolaan keuangan perempuan dominan serta dalam
pendidikan anak dilakukan bersama-sama antara suami dan istri. (4) Besarnya
kontribusi perempuan terhadap pendapatan adalah sebesar 33,3% hingga 75%,
terdapat perempuan yang memiliki kontribusi lebih besar terhadap pendapatan
keluarga yaitu sebesar 75%. Perempuan yang selalu dianggap feminis dan tidak
bisa mengerjakan pekerjaan laki-laki tidak berlaku di Desa Jambewangi, karena
perempuan mampu bekerja sendiri tanpa dibantu laki-laki. | en_US |