Mitigasi dan Adaptasi Petani Kopi Arabika Lereng Pegunungan Ijen Dalam Menghadapi Perubahan Iklim
Abstract
Perubahan iklim sangat mempengaruhi kualitas dan kuantitas kopi, dimana kopi jenis arabika akan lebih sensitif terkena dampaknya. Perubahan iklim mempengaruhi suhu yang berdampak kepada serangan hama dan penyakit baru yang sebelumnya berada pada ketinggian yang lebih rendah, terjadi kemarau yang panjang, masa panen kopi semakin singkat mengakibatkan beban pemanenan meningkat dan terjadinya penundaan pengupasan kulit buah, serta over-fermented sehingga mutu turun. Perubahan iklim mempengaruhi produksi kopi menjadi tidak dapat bertahan jangka panjang atau berkelanjutan. Upaya mitigasi dan adaptasi dilakukan dengan tujuan usahatani kopi arabika yang dilakukan berkelanjutan. Lereng Ijen Kabupaten Bondowoso merupakan salah satu sentra pengembangan kopi arabika terluas di Jawa Timur. Kopi arabika di Jawa Timur sebanyak 60% dihasilkan dari pegunungan Ijen – Raung yang termasuk dalam Kabupaten Bondowoso. Perubahan iklim yang terjadi merupakan ancaman bagi petani kopi arabika di wilayah ini karena dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas produksi. Oleh karena itu perlu diketahui strategi mitigasi dan adaptasi yang tepat untuk wilayah lereng Ijen. Penelitian ini bertujuan untuk ; 1) mengetahui persepsi petani kopi arabika terhadap ancaman perubahan iklim; 2) mengetahui respon petani secara sosial, ekonomi dan biofisik terhadap ancaman perubahan iklim dan 3) mengetahui prioritas tindakan petani dalam menghadapi ancaman perubahan iklim. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sumber Wringin Kabupaten Bondowoso pada tahun 2018. Penelitian ini dilakukan di Lereng Ijen Kabupaten Bondowoo disebabkan wilayah tersebut merupakan sentra pengembangan kopi arabika serta wilayah dengan produksi kopi arabika tergolong tinggi dan luas areal terluas. Untuk mengetahui persepsi petani kopi arabika terhadap ancaman perubahan iklim menggunakan metode skoring, begitu pula untuk mengetahui respon petani secara sosial, ekonomi dan biofisik terhadap ancaman perubahan iklim juga menggunakan metode skoring. Sedangkan untuk mengetahui prioritas tindakan petani dalam menghadapi ancaman perubahan iklim menggunakan analisis AHP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ; 1) Persepsi petani terhadap kemarau panjang tergolong rendah dengan nilai 11,9. Persepsi petani kopi arabika terhadap ancaman terhadap curah hujan tinggi rendah dengan nilai 16.; 2) Nilai skoring respon petani secara sosial sebesar 36,72 atau tergolong sedang. Urutan respon sosial dari nilai tertinggi adalah kontribusi kehadiran, kontribusi tenaga, kontribusi pendapat dan kontribusi keuangan. Nilai skoring respon petani secara ekonomi sebesar 18,2 atau tergolong sedang. Urutan respon ekonomi dari nilai tertinggi yang dilakukan petani adalah penambahan biaya lalu pengurangan biaya. Nilai skoring respon biofisik bernilai 58,75 yang berarti respon biofisik petani kopi arabika terhadap ancaman perubahan iklim tergolong tinggi. Urutan respon biofisik dari nilai tertinggi yang dilakukan petani adalah penggunaan tanaman naungan, pemangkasan gulma, penggunaan teknologi lengas tanah, penggunaan varietas adaptif dan penggunaan pupuk organik; 3) Prioritas tindakan petani dalam menghadapi ancaman perubahan iklim adalah sosial dengan nilai tertinggi sebesar 0,683. Prioritas tindakan alternatif dengan nilai tertinggi adalah meningkatkan aktivitas kelompok sebesar 0,650
Collections
- MT-Science of Economic [204]