Daya Antibakteri Ekstrak Minyak Atsiri Rimpang Temulawak (Curcuma xantorrhiza Roxb.)
Abstract
Penyakit periodontal merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut yang
memiliki prevalensi cukup tinggi di masyarakat dengan prevalensi penyakit
periodontal pada semua kelompok umur di Indonesia adalah 96,58%. Penyakit
periodontal dimulai dari gingivitis yang bila tidak dirawat akan berkembang menjadi
periodontitis. Periodontitis merupakan peradangan pada jaringan pendukung gigi
disebabkan oleh bakteri patogen pada plak yang mengakibatkan kerusakan progresif
jaringan ikat periodontal dan tulang alveolar, dengan pembentukan poket, resesi
gingiva, atau keduanya. P. gingivalis merupakan keystone pathogen penyebab
penyakit periodontal, dimana organisme ini menjadi pusat pada proses terjadinya
penyakit meskipun hanya ditemukan dalam jumlah yang relatif rendah. P. gingivalis
paling banyak ditemukan pada periodontitis kronis dengan prevalensi sebesar 53,8%
dan periodontitis agresif dengan prevalensi sebesar 79,6%
Perawatan periodontitis berupa perawatan mekanis yang mampu
menghilangkan inflamasi dan mengurangi kedalaman poket. Terapi tambahan dengan
pemberian antibiotik juga diperlukan untuk menunjang perawatan mekanis, hasil
penelitian klinis membuktikan bahwa terapi tambahan antibiotik setelah perawatan
mekanis lebih efektif dan mempercepat penyembuhan dibanding hanya perawatan
mekanis. Pemberian antibiotik dalam perawatan penyakit periodontal dapat dilakukan
secara lokal ataupun sistemik. Pemberian antibiotik secara lokal ke dalam poket
periodontal mempunyai keuntungan dibandingkan pemberian secara sistemik.
Keuntungan pemberian antibiotik secara lokal yakni mampu mengatasi konsentrasi
bakteri secara langsung, mengurangi konsumsi obat secara berkesinambungan,
mencegah kehilangan perlekatan klinis secara rekuren, dan dapat meminimalkan efek
samping .
Salah satu antibiotik lokal yang umum digunakan yakni gel metronidazole
yang terbukti efektif terhadap bakteri anaerob Gram negatif penyebab periodontitis
ix
salah satunya P. gingivalis. Pasien yang memiliki hipersensivitas atau alergi terhadap
gel metronidazol dikontraindikasikan menggunakan bahan ini. Mengatasi hal
tersebut, perlu adanya berbagai pilihan obat dengan pengembangan antibiotik baru
dari bahan-bahan herbal, salah satunya yaitu temulawak. Rimpang temulawak
dilaporkan mengandung minyak atsiri yang memiliki aktivitas antibakteri. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui daya antibakteri ekstrak minyak atsiri rimpang
temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) terhadap pertumbuhan P. gingivalis.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2062]