Profil Berpikir Kreatif Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Materi Luas Dan Keliling Bangun Datar Ditinjau Dari Adversity Quotient (Aq)
Abstract
Profil berpikir kreatif merupakan gambaran atau deskripsi kemampuan berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan soal cerita materi luas dan keliling bangun datar. Berpikir kreatif merupakan suatu proses berpikir dimana individu dapat menemukan ide atau cara baru untuk memecahkan suatu masalah. Terdapat tiga aspek dalam berpikir kreatif yaitu fluency (kefasihan), flexibility (keluwesan), dan originality (kebaruan). Kemampuan berpikir kreatif pada umumnya dimiliki oleh semua orang. Kemampuan berpikir ini sangat dibutuhkan untuk menyelesaikan permasalahan pada setiap bidang kehidupan, terutama bidang matematika. Proses pemecahan masalah tidak hanya memerlukan kemampuan berpikir, tetapi juga memerlukan usaha untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang ada. Adversity Quotient (AQ) merupakan suatu kecerdasan untuk mengatasi sebuah kesulitan dan menjadikannya sebuah tantangan yang harus diselesaikan. Terdapat tiga kategori AQ, yaitu climber (AQ tinggi), camper (AQ sedang) dan quitter (AQ rendah). Pengkategorian 3 tipe AQ tersebut menggunakan angket Adversity Response Profile (ARP). Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan profil berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan soal cerita materi luas dan keliling bangun datar ditinjau dari Adversity Quotient (AQ). Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Subjek penelitian adalah siswa kelas V A SD Negeri Kepatihan 06 Jember. Instrumen yang digunakan adalah angket Adversity Response Profile (ARP), tes kemampuan berpikir kreatif, pedoman wawancara dan lembar validasi. Metode yang digunakan adalah metode angket, tes dan wawancara. Data yang dianalisis adalah data hasil validasi, data hasil tes kreatif dan hasil wawancara terhadap siswa tipe climber, camper dan quitter. Berdasarkan data hasil validasi angket ARP diperoleh nilai Va = 4,4. Hasil validasi tes kemampuan berpikir kreatif diperoleh nilai Va = 4,6. Hasil validasi pedoman wawancara diperoleh nilai Va = 4,25, sehingga ketiga instrumen tes dapat digunakan dengan beberapa revisi sesuai saran dari validator. Instrumen yang diberikan pertama kali yaitu angket ARP untuk mengelompokkan siswa menjadi tiga kategori berdasarkan AQ. Selanjutnya siswa mengerjakan tes kemampuan berpikir kreatif, kemudian dipilih 2 siswa dari masing-masing kategori AQ untuk dilakukan wawancara. Berdasarkan analisis terhadap jawaban dan wawancara yang dilakukan pada siswa climber (S1 dan S2), siswa camper (S3 dan S4), dan siswa quitter (S5 dan S6) dalam menyelesaikan tes kemampuan berpikir kreatif menunjukkan bahwa siswa climber (S1 dan S2) mampu menyelesaikan kedua soal yang diberikan dengan baik dan mampu memenuhi ketiga aspek berpikir kreatif yaitu fluency, flexibility dan originality. Siswa climber merupakan siswa yang tidak mudah berputus asa dalam menemukan alternatif jawaban yang lain dan berani mengemukakan ide-ide yang ada dipikirannya. Hal ini sesuai dengan karakteristik siswa climber yaitu memiliki sifat gigih, ulet dan berani mengungkapkan pendapat yang dianggap benar walaupun berbeda dengan yang lain. Siswa camper (S3 dan S4) memahami maksud soal, namun mereka kurang lancar dalam mengemukakan gagasan dan mengembangkan ide-ide yang ada di pikirannya. Sesuai dengan karakteristik siswa camper, mereka mudah puas dengan jawaban yang telah mereka peroleh dan cenderung mengabaikan kemungkinankemungkinan yang dapat diraih. Siswa camper hanya memenuhi aspek berpikir kreatif fluency dan originality. Siswa quitter (S5 dan S6) tidak dapat menyelesaikan kedua soal tes. Siswa quitter juga tidak memenuhi ketiga aspek berpikir kreatif. Siswa tipe ini mudah menyerah dalam menghadapi kesulitan dan tidak berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.