dc.description.abstract | Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui profil kemampuan penalaran
matematis siswa dalam memecahkan masalah geometri dimensi tiga berbasis
Lesson Study For Learning Community (LSLC) kelas XI SMK Al-Maliki
Sukodono Lumajang. Kemampuan penalaran matematis merupakan proses atau
aktivitas berpikir untuk menarik kesimpulan pada pemecahan masalah berdasarkan
komunikasi, keterampilan dasar, koneksi, dan cara berpikir logis matematis.
Indikator penalaran meliputi mengajukan dugaan, melakukan manipulasi
matematika, memeriksa kesahihan suatu argumen, dan menarik kesimpulan.
Sedangkan tahapan pemecahan masalah meliputi menginformasikan masalah
(informing the problem), menemukan clue (find a clue), menyusun strategi
(formulating a strategy), menerapkan strategi (applying strategy), memeriksa
kembali (checking back). Penelitian ini merupakan penelitian campuran, yaitu
campuran dari penelitian kuantitatif dan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan
dengan dokumentasi, tes dan wawancara. Sampel penelitian kuantitatif terdiri dari
dua kelas yang diambil menggunakan metode cluster random sampling. Sampel
penelitian kualitatif dipilih 3 siswa dari kelas eksperimen dengan teknik purposive
sampling yaitu berdasarkan jawaban yang paling beda.
Berdasarkan hasil pretest dan posttes diperoleh profil kemampuan
penalaran matematis siswa yang digolongkan dalam kategori tinggi, sedang,dan
rendah. Berdasarkan hasil uji normalitas dan homogenitas menunjukkan bahwa
data berdistribusi normal dan homogen. Setelah uji prasyarat terpenuhi, maka
dilakukan uji independent sample t-test (uji t). Hasil uji t menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan kemampuan penalaran matematis antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
Profil kemampuan penalaran matematis siswa dalam memecahkan masalah
geometri berbasis LSLC dengan kategori tinggi yaitu dalam menginformasikan
masalah (informing the problem), subjek mampu menuliskan sasaran dari unsurunsur yang diketahui dan menuliskan satuannya dengan tepat. Dalam menemukan
clue (find a clue), subjek dapat menguraikan soal yang diketahui ke dalam bentuk
sketsa, hal ini dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam mengaplikasikan
permasalahan yang ada ke dalam bentuk sketsa. Dalam menyusun strategi
(formulating strategy), subjek mampu menghubungkan unsur-unsur yang diketahui
dengan rumus aturan cosinus sehingga diperoleh solusi yang ingin dibuktikan dari
soal. Dalam menerapkan strategi (applying strategy), subjek dapat mengaplikasikan
dari unsur yang diketahui ke dalam rumus aturan cosinus sehingga menemukan
jawaban yang diinginkan dari soal. Pada tahap memeriksa kembali (checking back),
subjek melakukan pengecekan ulang terhadap hasil akhir yang diperoleh serta
pengaruhnya terhadap ketepatan jawaban akhir dan menuliskan kesimpulan dengan
tepat.
Profil kemampuan penalaran matematis siswa dalam memecahkan masalah
geometri berbasis LSLC dengan kategori sedang yaitu dalam menginformasikan
masalah (informing the problem), subjek mampu menuliskan sasaran dari unsurunsur yang diketahui dan menuliskan satuannya dengan tepat. Dalam menemukan
clue (find a clue), subjek dapat menguraikan soal yang diketahui ke dalam bentuk
sketsa, hal ini dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam mengaplikasikan
permasalahan yang ada ke dalam bentuk sketsa. Dalam menyusun strategi
(formulating strategy), subjek mampu menghubungkan unsur-unsur yang diketahui
dengan rumus phytagoras sehingga diperoleh solusi yang ingin dibuktikan dari
soal. Dalam menerakpan strategi (applying strategy), subjek tidak mampu
membuktikan kebenaran solusi yang diberikan, hal ini dapat dilihat dari
ketidakmampuan subjek menghubungkan unsur-unsur yang diketahui dengan
rumus phytagoras sehingga tidak diperoleh solusi yang ingin dibuktikan dari soal.
Pada tahap memeriksa kembali (checking back), tidak menuliskan kesimpulan dengan tepat dan hanya menuliskan satuannya. Hal ini karena subjek tidak
melakukan pengecekan ulang terhadap hasil akhir yang diperoleh serta
pengaruhnya terhadap ketepatan jawaban akhir.
Profil kemampuan penalaran matematis siswa dalam memecahkan masalah
geometri berbasis LSLC dengan kategori rendah yaitu subjek dalam menyelesaikan
masalah masih kurang baik sehingga butuh pembiasaan soal pemecahan masalah.
Dalam menginformasikan masalah (informing the problem), subjek sudah dapat
menuliskan sasaran dari unsur-unsur yang diketahui dan menuliskan satuannya
meskipun kurang tepat. Dalam menemukan clue (find a clue), subjek dapat
menguraikan soal yang diketahui ke dalam bentuk sketsa meskipun kurang tepat
tanpa disertai tanda pada setiap titik sudut. Dalam menyusun dan menerapkan
strategi (formulating and applying strategy), subjek tidak dapat mencari dan
menjelaskan solusi yang digunakannya hanya mampu berdasarkan dugaan dan
rekaan saja terhadap proses perhitungan. Selanjutnya dalam memeriksa kembali
(checking back), subjek tidak dapat menuliskan kesimpulan. Hal ini karena subjek
tidak melakukan pengecekan ulang terhadap hasil akhir yang diperoleh serta
pengaruhnya terhadap ketepatan jawaban akhir. | en_US |