Keberdayaan Perempuan Buruh Petik Kopi Melalui Pendidikan Keaksaraan Fungsional Berbasis Potensi Lokal di Desa Harjomulyo Kecamatan Silo Kabupaten Jember
Abstract
Perempuan buruh petik kopi di Desa Harjomulyo Kecamatan Silo Kabupaten Jember mengalami kesenjangan berupa ketidaksamaan akses, partisipasi dan kontrol dalam bidang pendidikan. Konstruksi gender dalam masyarakat perkebunan masih menempatkan perempuan dalam posisi yang dirugikan. Kesenjangan atau ketidakadilan gender yang dialami oleh perempuan buruh petik kopi ini merupakan masalah kemanusiaan yang harus diatasi. Untuk mewujudkan keberdayaan perempuan buruh petik kopi dapat dilakukan melalui pendidikan keaksaraan fungsional berbasis potensi lokal. Penelitian ini mengkaji keberdayaan perempuan buruh petik kopi melalui pendidikan keaksaraan fungsional berbasis potensi lokal di Desa Harjomulyo Kecamatan Silo Kabupaten Jember. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besar keberdayaan perempuan buruh petik kopi dapat diwujudkan melalui pendidikan keaksaraan fungsional berbasis potensi lokal di Desa Harjomulyo Kecamatan Silo Kabupaten Jember. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Tempat penelitian dilakukan di Desa Harjomulyo Kecamatan Silo Kabupaten Jember. Penentuan lokasi ini peneliti menggunakan metode purposive area dengan pertimbangan tempat lokasi tersebut memungkinkan untuk dijadikan tempat penelitian. Penelitian ini merupakanpenelitian populasi dengan jumlah responden 32 orang. Pengumpulan data menggunakan angket dan dokumentasi. Pengolahan data menggunakan aplikasi SPSS dan analisis data menggunakan model analisis Gender Analysis Pathway (GAP). Hasil penelitian ini menemukan bahwa melalui pendidikan keaksaraan fungsional berbasis potensi lokal dapat meningkatkan keberdayaan perempuan buruh petik kopi berupa: 1) Peningkatan kemampuan membaca, menulis dan menghitung dengan respon dari 25% responden menyatakan sangat setuju dan 75% responden menyatakan setuju 2) Peningkatan kemampuan untuk memperoleh pekerjaan yang layak dengan respon dari 25% responden menyatakan sangat setuju dan 75% responden menyatakan setuju 3) Peningkatan kemampuan untuk memperoleh akses pendidikan dengan respon dari 62,50% responden menyatakan sangat setuju dan 37,50% responden menyatakan setuju. 4) Peningkatan kemampuan untuk memperoleh akses informasi dengan respon 62,50% responden menyatakan sangat setuju dan 37,50% responden menyatakan setuju. 5) Peningkatan kemampuan untuk memahami potensi dan peluang yang ada dengan respon 40,60% responden menyatakan sangat setuju dan 59,40% respondenmenyatakan setuju. 6) Peningkatan kemampuan untuk memahami masalah sosial dengan respon 25% responden menyatakan sangat setuju dan 75% responden menyatakan setuju. 7) Peningkatan kemandirian untuk berpartisipasi aktif dalam masyarakat dengan respon 37,50% responden menyatakan sangat setuju dan 62,50% responden menyatakan setuju. 8) Peningkatan kemandirian untuk menyelesaikan permasalahan hidup yang dihadapinya dengan respon 25% responden menyatakan sangat setuju dan 75% responden menyatakan setuju. 9) Peningkatan kemandirian dalam mengambil keputusan dan bertanggung jawab atas keputusannya dengan respon 37,50% responden menyatakan sangat setuju dan 62,505 responden menyatkan setuju. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pendidikan keaksaraan fungsional berbasis potensi lokal dapat meningkatkan keberdayaan perempuan buruh petik kopi dalam peningkatan kemampuan membaca, menulis dan menghitung, peningkatan kemampuan untuk memperoleh pekerjaan yang layak, peningkatan kemampuan untuk memperoleh akses pendidikan, peningkatan kemampuan untuk memperoleh akses informasi, peningkatan kemampuan untuk memahami potensi dan peluang yang ada, peningkatan kemampuan untuk memahami masalah sosial, peningkatan kemandirian untuk berpartisipasi aktif dalam masyarakat, peningkatan kemandirian untuk menyelesaikan permasalahan hidup, peningkatan kemandirian dalam mengambil keputusan.