Uji Aktivitas Antibakteri Kombinasi Minyak Atsiri Biji Ketumbar (Coriandrum Sativum L.) Dan Gentamisin Terhadap Staphylococcus Epidermidis
Abstract
Antibiotik merupakan golongan obat yang paling banyak digunakan terkait dengan kasus infeksi bakteri. Gentamisin merupakan salah satu antibiotik dari golongan aminoglikosida yang digunakan untuk pengobatan infeksi karena memiliki spektrum luas terhadap bakteri gram positif dan gram negatif. Antibiotik golongan aminoglikosida banyak digunakan karena memiliki aktivitas bakterisida yang poten dan cepat dalam mengobati infeksi. Pemakaian antibiotik golongan aminoglikosida dapat menyebabkan efek samping ototoksisitas yang bersifat permanen dan nefrotoksisitas yang bersifat reversible. Efek toksik dapat dicegah dengan menggunakan prinsip terapi antibiotik untuk mengurangi efek samping dan meningkatkan aktivitas antibiotik terhadap penyakit infeksi. Terapi kombinasi antibiotik menjadi alternatif untuk mengurangi potensi efek samping, dan meningkatkan efikasi obat antimikroba. Terapi kombinasi dapat dipakai untuk memperluas spektrum dari antimikroba, mengurangi toksisitas karena dosis penggunaan, dan memperoleh aktivitas antimikroba yang sinergis. Berdasarkan latar belakang tersebut, pada penelitian ini dilakukan uji aktivitas antibakteri kombinasi minyak atsiri biji ketumbar (Coriandrum sativum L.) dan gentamisin terhadap Staphylococcus epidermidis. Pengujian dilakukan menggunakan metode mikrodilusi untuk mencari nilai Konsentrasi Hambat Minimal dan nilai Konsentrasi Hambar Fraksional Indeks. Pada uji antibakteri ini ada 2 macam perlakuan yaitu tunggal dan kombinasi, konsentrasi yang digunakan pada minyak atsiri biji ketumbar yaitu 400 µg/mL; 200µg/mL; 100µg/mL; 50µg/mL; 25µg/mL; 12,5µg/mL; dan 6,25µg/mL. Dan konsentrasi Gentamisin yaitu 16,0µg/mL; 8,0µg/mL; 4,0µg/mL; 2,0µg/mL; 1,0µg/mL; 0,5µg/mL; dan 0,25µg/mL semua dengan tiga replikasi. Larutan uji yang telah dimasukkan dalam micropalte 96 wells diinkubasi selama 18-24 jam selanjutnya diukur dengan microplate reader pada panjang gelombang 595 nm. Selanjutnya dicari nilai absorbansi dari sampel untuk dibandingkan dengan kontrol negatif pertumbuhan dengan menggunakan analisi One Way Anova dan ditentukan KHM dari perlakuan tunggal dan kombinasi. Pada uji ini didapat KHM dari tunggal minyak atsiri biji ketumbar 50 µg/mL, tunggal gentamisin 4 µg/mL, dan kombinasi minyak atsiri dan gentamisin yaitu 50 µg/mL/ 0,5 µg/mL. Maka nilai KHFI yang didapat yaitu 1,125 yang artinya aktivitas dari kombinasi antara minyak atsiri biji ketumbar dan gentamisin yaitu indifferent. Dapat diartikan penggunaan kombinasi minyak atsiri biji ketumbar dan gentamisin sebagai antibakteri menimbulkan efek farmakologi yang tidak lebih baik dari penggunaan minyak atsiri biji ketumbar dan gentamisin secara tunggal
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1469]