Kesulitan Siswa Dalam Membaca Permulaan di Kelas 1 SDN Sumbersari 03 Jember
Abstract
Kurikulum yang digunakan di Indonesia saat ini adalah kurikulum 2013. Kurikulum 2013 kelas 1, pembelajaran membaca permulaan diaplikasikan pada Kompetensi Dasar 3.3 dan 4.3. Kompetensi Dasar 3.3 berbunyi “mengenal lambang bunyi vokal dan konsonan dalam kata bahasa Indonesia atau bahasa daerah”. Sedangkan Kompetensi Dasar 4.3 berbunyi “melafalkan bunyi vokal dan konsonan dalam kata bahasa Indonesia atau bahasa daerah”. Membaca permulaan yang dipelajari di kelas 1 memiliki tujuan agar siswa memiliki kemampuan untuk dapat mengenali lambang-lambang (simbol-simbol bahasa) dan mengenali kata dan kalimat. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah : (1) jenis-jenis kesulitan siswa apa sajakah dalam membaca permulaan di kelas 1 SDN Sumbersari 03 Jember; dan (2) faktor-faktor apa sajakah yang memengaruhi kesulitan siswa dalam membaca permulaan di kelas 1 SDN Sumbersari 03 Jember. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: (1) mendeskripsikan jenis-jenis kesulitan siswa dalam membaca permulaan di kelas 1 SDN Sumbersari 03 Jember; dan (2) menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi kesulitan siswa dalam membaca permulaan di kelas 1 SDN Sumbersari 03 Jember. Penelitian dilaksanakan di SDN Sumbersari 03 Jember, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas 1 yang memiliki kesulitan membaca dalam membaca. Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif, sedangkan jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian deskriptif. Penelitian ini berfokus pada jenis-jenis kesulitan yang dialami siswa dalam membaca permulaan di kelas 1 SD. Metode yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data terdiri atas: (1) reduksi data, (2) penyajian data, dan (3) penarikan kesimpulan. Berdasarkan kompetensi yang diharapkan Kurikulum 2013, jenis-jenis kesulitan siswa dapat dikelompokkan ke dalam beberapa jenis kesulitan membaca. Hasil dalam penelitian menunjukkan bahwa jenis-jenis kesulitan siswa dalam membaca permulaan seluruhnya berjumlah 6 macam, terdiri atas: (1) tidak dapat melafalkan huruf konsonan, (2) tidak dapat melafalkan vokal rangkap (diftong), (3) tidak dapat membedakan huruf yang bentuknya hampir sama, (4) pengucapan kata dengan bantuan guru, (5) tidak memperhatikan tanda baca dan (6) membaca tersendat-sendat. Faktor-faktor yang memengaruhi siswa dalam membaca permulaan adalah faktor psikologis dan faktor lingkungan. Faktor psikologis dikarenakan kurangnya minat siswa dalam mempelajari Bahasa Indonesia, khususnya pada aspek membaca. Jadi, meskipun guru sudah memberikan bimbingan dan jam tambahan bagi siswa yang mengalami kesulitan dalam membaca, jika siswanya tidak tertarik maka akan tetap mengalami kesulitan dalam membaca. Faktor kedua yaitu faktor lingkungan yang terdiri atas lingkungan kelas dan lingkungan keluarga. Lingkungan kelas sudah tampak menampilkan standar sebagai kelas yang literat, namun lingkungan keluarga juga sangat berperan penting terutama orang tua yang memberikan pendampingan kepada anaknya akan berbeda hasilnya dengan orang tua yang secara acuh atau menyerahkan segala kepentingan yang berkaitan dengan anaknya kepada guru di sekolah. Adapun saran dalam penelitian ini, yaitu: (1) bagi peneliti memberikan pengalaman berharga terhadap pengetahuan peneliti dalam mengenal dunia membaca permulaan di kelas 1 SD, (2) bagi guru dapat memberikan beberapa perlakuan khusus terhadap siswa yang mengalami kesulitan dalam membaca permulaan, (3) bagi sekolah, sebagai acuan dalam meningkatkan kemampuan siswa yang mengalami kesulitan dalam membaca permulaan, dan (4) bagi peneliti lain dapat memberikan gambaran informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan referensi atau pembanding dalam melakukan penelitian yang sejenis.