dc.description.abstract | Biogas merupakan salah satu bahan bakar alternatif yang banyak
digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kehidupan sehari-hari. Biogas
tersusun atas beberapa gas diantaranya yaitu metana, nitrogen, hidrogen,
hidrogen sulfida dan lain-lain. Gas yang akan dibahas dalam penelitian ini
adalah gas hidrogen sulfida. Hidrogen sulfida (H
S) merupakan salah satu
contoh dari gas pengotor yang terdapat pada industri gas komersial. Hidrogen
sulfida bersifat korosif dikarenakan pada proses pembakaran gas menghasilkan
sulfur dan asam sulfat yang dapat menyebabkan korosi pada logam yang ada di
instalasi pemipaan biogas. Metode yang dapat digunakan untuk menghilangkan
adanya gas H
2
vii
2
S di biogas yaitu menggunakan metode pemisahan dengan
membran. Membran yang digunakan dalam penelitian ini yaitu membran
PVDF. Membran PVDF dipilih karena memiliki sisi non polar yang spesifik
terhadap H
S, bersifat inert, stabilitas termal yang tinggi dan hidrofobik yang
tinggi.
2
Permeasi gas H
S menggunakan membran PVDF dilakukan dengan
menggunakan metode analisis SIA (Sequential Injection Analysis). SIA
merupakan suatu metode analisis yang terautomisasi dan dikendalikan dengan
2
menggunakan software LabVIEW. SIA memiliki pompa dua arah yang
mempermudah dalam pengambilan sampel dan mengatur waktu reaksi dengan
adanya pemberhentian aliran di holding coil. Permeasi gas H
S menggunakan
sistem aliran cross flow dan Knudsen. Larutan penangkap gas H
2
S yang
digunakan yaitu larutan SAOB. Larutan SAOB ini dapat mengubah gas H
S
menjadi S
2-
dan mencegah spesi S
2-
berubah menjadi HS
-
ataupun terbentuk
kembali menjadi gas H
2
S. Proses permeasi gas H
S dilakukan menggunakan
media akrilik. Gas H
2
2
S yang telah lolos melewati membran disebut sebagai
permeat yang kemudian akan ditangkap oleh larutan SAOB. Permeat yang
2
2
diperoleh kemudian direaksikan dengan reagen FeCl
dan larutan N,NDimethyl-1,4-Phenylen
Diamine sehingga terbentuk komplek metilen biru.
Permeat yang sudah bereaksi dianalisis dengan spektrofotometer visible.
Permeasi gas H
2
3
S menggunakan SIA secara langsung dan tidak langsung
dilakukan dengan variasi laju alir gas H
S pada flowmeter untuk mengetahui
persen penghilangan gas H
2
2
S yang optimal. Persen penghilangan gas H
S
merupakan presentase banyaknya gas H
S yang dapat lolos melewati
membran. Persen penghilangan yang dihasilkan menunjukkan banyak gas yang
dapat dihilangkan. Berdasarkan hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pada
variasi laju alir gas, hasil persen penghilangan gas H
2
S optimum yang
diperoleh pada laju alir gas sebesar 0,7 L/menit dengan persen penghilangan
permeat sebesar 96,25% untuk metode SIA dan 92,93% untuk metode tidak
langsung. Hal ini dimungkinkan karena pada laju 0,7 L/menit
tumbukan/interaksi gas H
2
2
S dengan membran PVDF yang dihasilkan semakin
banyak sehingga dapat meloloskan gas melewati membran dan partikelpartikel
gas
H
S yang masuk ke dalam pori membran bergerak secara stabil.
Kinerja SIA akan lebih maksimal jika dilakukan optimasi pada sistem
2
SIA tersebut. Optimasi SIA pada penelitian ini yaitu optimasi volume larutan
standart sulfida dan waktu delay pada holding coil. Hasil optimasi volume
larutan sulfida didapatkan pada volume 100 µL dengan absorbansi sebesar
0,476. Hal ini dimungkinkan karena pada volume 100 µL akan membentuk
dispersi sempurna. Hasil optimasi waktu delay di holding coil didapatkan
waktu delay yang optimal yaitu 50 s dengan absorbansi sebesar 0,523. Hasil
membuktikan bahwa pada waktu reaksi 50 s terjadi reaksi yang sempurna
sehingga dispersi yang dihasilkan sempurna.
Hasil pengukuran pada metode SIA dapat dilihat dari karakterisasi
pengukuran yang meliputi linieritas, sensitifitas, dan limit deteksi. Hasil yang
didapatkan yaitu linieritas sebesar 99,93%, sensitifitas sebesar 0,4781, dan
limit deteksi sebesar 0,023 ppm. | en_US |