Relasi Petani Jagung Dengan Degeng Pembenihan di Desa Belado Wetan Kecamatan Banyuanyar Kabupaten Probolinggo
Abstract
Di Desa Belado Wetan sebagian besar petani menjadi petani jagung, dimana lahan-lahan yang mereka miliki ditanami dengan jagung, baik itu lahanlahan dengan luasan besar maupun luasan kecil. Kemudian di Desa Belado Wetan muncul beberapa Dègèng pembenihan jagung yang kemudian banyak petani mulai menggunakan jasa Dègèng pembenihan untuk menyediakan benih jagung. Kemudian setelah panen petani akan dituntut untuk menjual hasil panen jagung tersebut kepada Dègèng yang memberikan bibit. Penjualan hasil panen wajib kepada Dègèng bagi petani yang menggunkan jasa permodalan dan bibit dari Dègèng, akan tetapi harga yang kemudian diberikan kepada petani ada dibawah harga pasaran jagung pada umumnya. Para petani kecil selalu tergantung pada Dègèng dalam hal permodalan untuk mengelola lahan pertanian yang mereka miliki, sedangkan Dègèng terus menyuplai dana bagi petani namun kemudian saat panen tiba, Dègèng akan mendominasi petani dalam hal penguasaan hasil panen dengan cara membelinya dengan harga rendah. Penelitian ini menggunakan Patron Klien konsep Scoot, Hubungan patron klien adalah pertukaran hubungan antara kedua peran yang dapat dinyatakan sebagai kasus khusus dari ikatan yang melibatkan persahabatan instrumental dimana seorang individu dengan status sosio-ekonominya yang lebih tinggi (patron) menggunakan pengaruh dan sumber dayanya untuk menyediakan perlindungan, serta keuntungan-keuntungan bagi seseorang dengan status yang dianggapnyanya lebih rendah (klien). Klien kemudian membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan termasuk jasa pribadi kepada patronnya. Sebagai pola pertukaran yang tersebar, jasa dan barang yang dipertukarkan oleh patron dan klien mencerminkan kebutuhan yang timbul dan sumber daya yang dimiliki oleh masing-masing pihak.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui relasi petani jagung dengan pihak Dègèng pembenihan yang terjadi di Desa Belado Wetan Kecamatan Banyuanyar Kabupaten Probolinggo. Metode yang digunakan dalam penelitian merupakan metode kualitatif, untuk teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara secara mendalam, dan dokumentasi. Peneliti juga menggunakan analisis data yang disampaikan oleh Milles dan Huberman, sedangkan untuk uji keabsahan data menggunakan triangulasi data. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, bahwa hubungan petani jagung dengan pihak Dègèng pembenih di Desa Belado Wetan Kecamatan Banyuanyar Kabupaten Probolinggo adalah hubungan terikat yang saling memberikan keuntungan satu sama lainnya, awalnya memang hubungan ini sifatnya hanya terbatasa pada keuntungan satu pihak yang dimiliki oleh Dègèng, tetapi akhirnya hubungan ini berubah menjadi hubungan yang saling memberikan keuntungan. Hubungan tersebut adalah bagi petani dengan mendapatkan benihbenih jagung pabrikan (Hibrida), kemudahan mendapatkan modal, kemudahan peminjaman modal, serta adanya resiko berbagi kerugian yang diberikan oleh Pihak Dègèng kepada para petani jagung di Desa Belado Wetan. Sedangkan bagi pihak Dègèng sendiri, keuntungan yang mereka dapatkan adalah jalur transaksi penjualan benih pabrikan semakin banyak di kalangan petani jagung, pembelian langsung hasil panen jagung dari pihak Petani di Desa Belado Wetan, serta hegemoni perdagangan jagung antara petani dengan pihak Dègèng.