Penggunaan Limbah Abu Sekam PADI Dan Difa Soil Stabilizer Sebagai Bahan Campuran Stabilisasi Tanah Lempung Lunak (Studi Kasus : Desa Tegal Dlimo, Kecamatan Tegal Dlimo, Kabupaten Banyuwangi)
Abstract
Tanah merupakan dasar perletakan kontruksi jalan, bangunan, bendungan dan tanggul. Tanah harus memiliki sifat, daya dukung, penurunan dan kembang susut yang baik agar jalan dan bangunan tidak mengalami kerusakan dan sesuai dengan umur rencana. Tanah jenis lempung lunak memiliki sifat fluktuasi kembang susut yang tinggi dikarenakan peningkatan dan penurunan kadar air. diperlu perlakukan khusus untuk memperbaikinya yaitu dengan penambahan bahan stabilisasi. Bahan stabilisasi yang digunakan bisa berupa semen, kapur, dan bahan lain yang dapat memperbaiki sifat tanah menjadi lebih baik, bahan stabilisasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah limbah abu sekam padi dan difa soil stabilizer. Pencampuran difa soil stabilizer dan abu sekam padi dilakukan untuk mencari proporsi yang paling sesuai untuk mengetahui perubahan sifat fisis dan peningkatan nilai CBR tanah. Penelitian ini menggunakan sampel tanah yang di ambil di desa Tegal Dlimo Kecamatan Tegal Dlimo Kabupaten Banyuwangi. Pada lokasi pengambilan sampel diduga memiliki jenis tanah lempung lunak dikarenakan di sebagian bangunan dan jalan memiliki kerusakan, yaitu jalanan yang bergelombang dan tembok dinding sungai bergelombang.
Pembuktian tanah lempung lunak dapat dilakukan dengan pengujian sifat fisis dan sifat mekanis tanah. Hasil pengujian menujukan kadar air yang terkandung dalam tanah sebesar 48,85% dengan berat jenis sebesar 2,252; berat isis sebesar 1,304; Batas cair sebesar 73,2; batas plastisitas sebesar 33,44; Indeks plastisitas sebesar 39,76; dengan gradasi butiran yang lolos saringan No200 sebesar 81,61. Pada pengujian kepadatan tanah kadar air optimum sebesar 25,19% dengan berat kering 2,271, dari hasil analisa saringan dan Atterberg limit dapat diidentifikasi jenis tanah menggunakan metode AASTHO di dapatkan jenis tanah A-7-6 yaitu tanah lempung dan mengggunakan metode USCS di dapatkan jenis tanah CL (Clay high). Nilai CBR tanah di dapatakn sebesar 3,43% pada tumbukan 65 kali tetapi dengan niai CBR kurang dari 5% perlu adanya perbaikan tanah bila digunakan untuk subgrade jalan. Perbaikan yang dilakukan dengan menstabilisasi tanah dengan abu sekam padi dan difa soil stabilizer memberikan perubahan pada parameter sifat fisis Pada kadar air mengalami penurunan dan pada parameter berat jenis tanah mengalami kenaikan seiring dengan bertambahnya prosentase bahan srabilitator, selain itu terjadi penurunan pada parameter atterberg limit dengan prosentase 6%+ 2.5% dengan masa peram 1 dan 7 hari, pada prosentase 12 % +2.5% dengan masa peram 1 dan 7 hari mengalami kenaikan akibatkan oleh reakasi antara tanah dengan bahan stabilisasi. Pada parameter analisa saringan mengalami perubahan, berkurangnya jumlah tanah yang lolos saringan No.200 dan nilai IP menyebabkan perubahan klasifikasi tanah menjadi ML. Pada hubungan antara nilai CBR dan indeks plastisitas tanah yaitu semakin besar nilai CBR tanah nilai maka nilai indeks plastistas akan semakin turun tetapi lamanya masa peram tidak mempengaruhi hasil dari hungungan Nilai CBR dengan IP. Penambahan abu sekam padi dan difa soil stabilizer berpengaruh terhadap peningkatan nilai CBR tanah. Perubahan nilai CBR tanah terbesar ada pada campuran 12 % abu sekam padi + 2.5 % difa soil stabilizer dengan masa peram 1 hari dengan nilai CBR sebesar 7,00% pada tumbukan 65x dengan peningkatan sebesar 3,57 dari tanah asli dengan nilai CBR sebesar 3,43%.
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4096]