CACAT PENYUSUTAN (SHRINKAGE) DAN KEKUATAN TARIK CAMPURAN POLYPROPYLENE DAN POLYETHYLENE AKIBAT VARIASI TEMPERATUR DAN WAKTU TAHAN PADA INJECTION MOULDING
Abstract
Proses injection moulding adalah proses pembentukan produk dengan cara
memasukkan atau menginjeksikan material ke dalam cetakan yang tertutup rapat
dengan tekanan dan kecepatan tertentu. Injection moulding merupakan proses yang
paling banyak digunakan dalam pembuatan plastik sebagai bahan dasar pembuatan
peralatan rumah tangga, peralatan elektronik, bungkus makanan sampai komponen
otomotif.
Dalam penelitian ini, difokuskan tentang temperatur dan waktu tahan terhadap
kekuatan tarik dan cacat penyusutan pada campuran polipropilena dan polietilena.
Dengan memvariasikan temperatur sebesar 165°C, 175°C, 185°C, 195°C, dan
205°C, variasi waktu tahan sebesar 6 detik, 8 detik dan 10 detik.
Penelitian ini dilakukan di laboratorium uji bahan dan bengkel produksi,
jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Malang. Dari hasil penelitian didapat bahwa
pada penggunaan temperatur dari 165
vii
0
C–185
0
C, kekuatan tarik yang dihasilkan
semakin meningkat. Setelah temperatur 185
0
C cenderung menurun. Hal ini viskositas
dari lelehan material yang dihasilkan lebih rendah sehingga menyebabkan udara yang
masuk ke dalam barrel lebih mudah untuk ikut terdorong ke dalam rongga cetakan
yang mengakibatkan timbul cacat porositas/void. Selain itu, temperatur yang terlalu
rendah juga mengakibatkan kekuatan tariknya turun karena campuran PP dan PE
belum terlalu homogen. Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi holding time maka
semakin tinggi juga nilai kekuatan tariknya. Holding time berperan membekukan
spesimen sehingga dapat memperbesar kekuatan tarik. Apabila spesimen semakin
padat dapat mengurangi terjadinya porositas/void.
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4163]