Pemberian Air Kelapa Muda Terhadap Kelelahan Kerja Pada Buruh Angkut Pasar Tanjung Kabupaten Jember
Abstract
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Pasar Tanjung Kabupaten Jember, pekerja buruh angkut di Pasar Tanjung melakukan pekerjaan yang bersifat berulang (repetitive) yaitu mengangkut barang dengan menaiki dan menuruni tangga tanpa memakai alat bantu. Pekerja mengangkat beban antara 70 – 100 kg sekali angkat. Pekerja mengangkut barang yang baru datang hingga selesai diangkut dengan total 1 ton karung sayur tiap pekerja. Pembebanan otot secara statis jika dipertahankan dalam waktu yang cukup lama akan menghasilkan nyeri otot, tulang, tendon, dan lain-lain. Hal tersebut dapat menyebabkan kelelahan kerja pada buruh angkut Pasar Tanjung Kabupaten Jember. Hasil pengukuran kelelahan kerja pada buruh angkut menggunakan reaction timer menunjukkan rata-rata sebesar 347 milidetik sebelum bekerja yang berarti masuk dalam kategori kelelahan kerja ringan. Kemudian rata-rata kelelahan kerja setelah bekerja menunjukkan angka sebesar 653 milidetik yang berarti masuk dalam kategori kelelahan kerja berat. Salah satu cairan yang mengandung bahan elektrolit untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang adalah air kelapa muda. Air kelapa muda mengandung sejumlah mineral antara lain kalium, natrium, kalsium, magnesium, besi, fosfor, dan sulfur. Fungsi dari natrium yaitu dapat membantu absorbsi glukosa. Natrium juga berfungsi untuk kontraksi otot bersama kalium. Natrium dan kalium berperan penting dalam menjaga keseimbangan cairan tubuh dan fungsi kardiovaskuler.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pemberian air kelapa muda terhadap kelelahan kerja pada pekerja buruh angkut. Penelitian ini dilakukan di Pasar Tanjung Kabupaten Jember. Responden dalam penelitian ini sebanyak 32 orang
dan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen diberi air kelapa muda sebanyak 600 ml, sedangkan kelompok kontrol diberi plasebo berupa air mineral.
Faktor internal (usia, status gizi, dan masa kerja) diperoleh dari hasil wawancara menggunakan kuesioner. Status gizi diperoleh dari pengukuran Indeks Masa Tubuh (IMT), beban kerja diperoleh dari pengukuran denyut nadi secara manual yang dihitung menggunakan cardiovascular load (%CVL), dan kelelahan kerja diperoleh dari hasil pengukuran waktu reaksi menggunakan reaction timer. Analisis statistik dilakukanndengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov dengan α sebesar 0,05.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang mengalami kelelahan kerja adalah responden dengan kelompok usia 30 – 39 tahun dan 40 – 49 tahun. Status gizi responden yang diketahui melalui nilai IMT, responden yang mengalami kelelahan kerja adalah responden dengan status gizi normal. Responden dalam kelompok eksperimen maupun kontrol yang mengalami kelelahan kerja adalah responden yang memiliki masa kerja lebih dari tiga tahun. Beban kerja responden dalam kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol sebagian besar berada dalam klasifikasi beban kerja berat. Hasil uji Paired T-Test menunjukkan bahwa terdapat perbedaan waktu reaksi secara signifikan pada buruh angkut antara sebelum diberi air kelapa muda dengan sesudah diberi air kelapa muda pada kelompok eksperimen. Hasil pengukuran kelelahan kerja menunjukkan rata-rata yang mengalami penurunan hingga 42,3 milidetik pada kelompok eksperimen dan 4,9 milidetik pada kelompok kontrol.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]