dc.description.abstract | Kanker merupakan penyakit tidak menular yang ditandai dengan pertumbuhan sel terus-menerus dan tidak terkendali yang dapat merusak jaringan sekitarnya. Di Indonesia, kanker yang mempunyai prevalensi tinggi antara lain kanker payudara sebesar 0,5% dan kanker servik sebesar 0,8%. Kanker serviks merupakan jenis kanker urutan kedua yang terjadi pada wanita di Indonesia dengan tingkat morbiditas dan mortalitas tinggi. Kanker serviks sebagian besar disebabkan oleh HPV (Human Papillomavirus), penyebaran infeksi oleh virus ini sebagian besar melalui hubungan seksual. Pengobatan kanker serviks umumnya dilakukan melalui radioterapi, tetapi pengobatan ini memiliki efek samping antara lain menyebabkan toksisitas kulit akut, komplikasi sistem saraf pusat dan kelainan pada jantung. Selain itu, biaya yang digunakan untuk radioterapi mahal, sehingga dibutuhkan cara pengobatan yang lain dengan pemanfaatan tanaman herbal yang berpotensi sebagai anti kanker. Salah satu bahan alam yang dapat digunakan sebagai anti kanker adalah daun tembakau. Daun tembakau memiliki kandungan senyawa kimia salah satunya adalah senyawa sembranoid. Senyawa sembranoid pertama kali ditemukan pada soft coral laut yang diduga memiliki banyak kesamaan struktur dengan sembranoid tembakau. Beberapa penelitian melaporkan bahwa pemberian sembranoid yang diisolasi dari soft coral dapat menghambat proliferasi sel kanker karena mampu menginduksi cell cycle arrest dan memicu apoptosis dengan menjaga aktivitas protein p53 dan pRb. Soft coral memiliki kemampuan reproduksi yang lambat sehingga pemanfaatan senyawa sembranoid pada soft coral secara terus menerus dapat mengancam kelestarian dan dapat mengganggu ekosistem terumbu karang. Salah satu tumbuhan yang mengandung senyawa sembranoid yang berperan penting dalam mencegah resiko terkena kanker serviks adalah daun tembakau (Nicotiana tabacum L.). Daun tembakau yang mengandung senyawa sembranoid merupakan salah satu hasil produk pertanian yang menjadi komoditi ekspor unggulan Kabupaten Jember. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian aktivitas sitotoksik ekstrak daun tembakau terhadap sel HeLa untuk pencegahan resiko kanker serviks. Penelitian dilakukan secara in vitro, bertujuan untuk mengetahui konsentrasi fraksi senyawa sembranoid daun tembakau yang menyebabkan kematian sel HeLa (IC50). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan fraksi senyawa sembranoid pada IC50 57,56 µg/ml dapat menyebabkan kematian terhadap sel HeLa sebesar 50%. Perlakuan fraksi senyawa sembranoid daun tembakau pada IC50 terhadap sel HeLa tersebut hanya menyebabkan persentase kematian yang kecil pada sel Vero (sel normal), yaitu pada konsentrasi IC50115,39 µg/ml hanya menyebabkan kematian pada sel normal sebesar 25,356%, sehingga tidak berbahaya bagi sel normal. | en_US |