Analisis Level Berpikir Siswa Berdasarkan Taksonomi Solo Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Spldv Ditinjau Dari Tipe Kepribadian Florence Littauer
Abstract
Setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda dalam menerima informasi atau memberikan respon terhadap suatu permasalahan khususnya dalam mata pelajaran matematika. Perbedaan tersebut dapat didasari karena tipe kepribadian siswa yang berbeda-beda. Tipe kepribadian siswa dapat dibedakan menjadi empat yaitu sanguinis, koleris, melankolis dan phlegmatis. Perbedaan ini juga mampu mempengaruhi kegiatan berpikir siswa yang erat kaitannya dengan level berpikir siswa yang diukur menggunakan taksonomi pendidikan. Chan, et al. (2002), menyatakan bahwa taksonomi SOLO adalah taksonomi pendidikan yang cocok untuk mengatur berbagai jenis hasil pembelajaran. Taksonomi SOLO ini mengklasifikasikan kemampuan siswa menjadi 5 level yaitu prestruktural, unistruktural, multistruktural, relasional dan abstrak diperluas.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan level berpikir siswa berdasarkan taksonomi SOLO dalam menyelesaikan soal SPLDV ditinjau dari tipe kepribadian Florence Littauer. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah 30 siswa kelas VIII D SMP Negeri 2 Jember. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 6-9 Februari 2019. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode angket dan tes kepada seluruh siswa serta metode wawancara kepada beberapa siswa yang dipilih secara acak dan mewakili dari masing-masing tipe kepribadian serta masing-masing level berpikir taksonomi SOLO yang dicapai siswa pada masing-masing nomor soal. Instrumen penelitan berupa angket tipe kepribadian, soal tes SPLDV, pedoman wawancara serta lembar validasi.
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa siswa dengan tipe kepribadian sanguinis 30% berada pada level unistruktural, 20% mutistruktural dan 50% relasional. Siswa yang berada pada level unistruktural
hanya mampu menuliskan informasi pada soal dan kurang memahami materi. Siswa yang berada pada level multistruktural cenderung bingung dalam memahami maksud soal level relasional dan soal level abstrak diperluas. Siswa yang berada pada level relasional mampu menjawab soal sampai level relasional dengan rinci namun tidak bisa dalam mengerjakan soal level abstrak diperluas