Analis Pengaruh Aditif BHT Terhadap Karakteristik Minyak Kemiri Sunan Sebagai Alternatif Isolasi Cair Transformator Daya
Abstract
inyak isolasi transformator memiliki dua fungsi yaitu sebagai media isolasi dan media pendingin. Bahan yang terkandung didalam minyak isolasi transformator tidak sedikit merupakan hasil penambangan minyak bumi, salah satunya di Indonesia, sehingga menyebabkan kerusakan pada lingkungan, bahan isolasi transformator diantaranya ter, sulfur (belerang), logam besi, tembaga, alumunium, titanium, timah, magnesium, krom, dan perak (Djiteng, 2011). Minyak trafo yang umum dipakai merupakan minyak dari hasil tambang bumi (fosil) yang tidak dapat diperbarui, artinya persediaan minyak bumi suatu saat akan semakin sedikit, mahal dan habis. Oleh karena itu, perlu adanya usaha untuk meminimalisir penggunaan minyak trafo yang berasal dari fosil.
Salah satu alternatif dalam meminimalisir penggunaan minyak transformator berbahan dasar fosil adalah dengan memanfaatkan minyak nabati. Berbagai penelitian mengenai pemanfaatan minyak nabati sebagai alternatif minyak trafo telah dilakukan antara lain minyak jarak, minyak jagung, minyak minyak kemiri dan sebagainya. Walaupun dari hasil penelitian karakteristik minyak nabati tersebut belum memenuhi standar sebagai alternatif isolasi trafo, namun dapat di optimalkan melalui proses pencampuran bahan lain.
Sebelum melakukan pengujian pada minyak kemiri sunan, terlebih dahulu sampel minyak didestilasi untuk mengurangi kadar air yang terkandung didalamnya, setelah dilakukan proses destilasi kemudian dilakukan pemetaan sampel. Sampel pengujian terdiri dari 4 macam yang masing-masing sampel terdiri dari minyak kemiri sunan dengan konsenrasi BHT sebesar 5%, 10%, 15% dan 20%.
Hasil pengujian pada penelitian ini menunjukkan bahwa minyak kemiri sunan dengan penambahan zat BHT memiliki potensi sebagai minyak isolasi karena memliki tegangan tembus mencapai 34,97 kV/2,5mm pada sampel dengan konsentrasi BHT 20%. Pada karakteristik kejernihan, viskositas dan tegangan tembus, BHT memiliki pengaruh yang positif namun pada karakteristik massa jenis semakin bertambahnya konsentrasi BHT nilai massa jenis minyak kemiri sunan semakin buruk.