UJI COBA NUKLIR 2006 sebagai UPAYA SURVIVAL KOREA UTARA
Abstract
Uji coba nuklir yang dilakukan oleh Korea Utara pada 9 Oktober 2006
merupakan jawaban atas tekanan embargo ekonomi yang selama ini dirasakan oleh
negaranya. Adanya embargo ekonomi ini turut membawa Korea Utara yang secara
ekonomi dan politik tidak stabil pada krisis ekonomi. Krisis yang dialami oleh Korea
Utara merupakan salah satu akibat dari runtuhnya sistem Komunis di Uni Soviet,
kondisi ini bukan tanpa alasan karena selama ini Uni Soviet merupakan mitra dagang
dan negara donatur terbesar bagi Korea Utara. Uji coba yang dilakukan oleh Korea
Utara ini juga dibenarkan oleh Jepang dan Korea Selatan, kedua negara ini merasakan
gempa bumi pada saat yang bersamaan ketika tes peledakan dilaksanakan. Guna
mengontrol Korea Utara melakukan pengembangan nuklir, negaranya juga mengikuti
perundingan Non Proliferation Treaty dan perundingan Six Party Talks.
Sebelum Perang Dunia II Korea masih berada dalam satu wilayah walaupun di
dalamnya terjadi upaya pemisahan yang dilakukan oleh China, Jepang dan Uni
Soviet. Setelah kalahnya Jepang oleh Sekutu dalam Perang Dunia II Korea terbagi
menjadi dua negara independen, wilayah Utara berada di bawah idiologi Komunis
Uni Soviet dan wilayah Selatan berada di bawah Idiologi Liberal Amerika Serikat.
Hingga saat ini pola hubungan yang terjadi pada negara-negara di wilayah
Semenanjung Korea bersifat pertemanan dan permusuhan. Kondisi ini tidak dapat
dilepaskan dari peristiwa sejarah yang pernah terjadi di kawasan tersebut yang
kemudian diperburuk dengan adanya aliansi keamanan antara Amerika Serikat
dengan Korea Selatan dan Jepang serta adanya payung nuklir bagi kedua negara
tersebut.Korea Utara berusaha mengimbangi keadaan ini dengan melakukan
pengembangan nuklir sejak tahun 1950.
Krisis ekonomi yang dialami oleh Korea Utara membawa negaranya memasuki
beberapa perundingan diantaranya adalah perundingan NPT dan Six Party Talks.
Selama masa perundingan tersebut Korea Utara mendapatkan bantuan berupa heavy
fuel oil, bahan makanan, energi dan obat-obatan. Pemebrian bantuan ini digunakan
oleh Korea Utara untuk mencapai posisi survive dari krisis ekonomi yang dialami
oleh negaranya. Uji coba nuklir yang dilakukan oleh Korea Utara merupakan salah
satu cara untuk menjaga posisi survive nya, hal ini ditandai dengan adanya
peningkatan pemberian bantuan dari negara lain.