Show simple item record

dc.contributor.authorIZZA, Nadiya Amalia Al
dc.date.accessioned2019-08-13T03:28:02Z
dc.date.available2019-08-13T03:28:02Z
dc.date.issued2019-08-13
dc.identifier.nim141610101072
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/91689
dc.description.abstractBentuk skelet endomorfik memiliki kecepatan maturasi tulang yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok mesomorfik dan ektomorfik. Semakin cepat maturitas tulang maka semakin cepat pertumbuhan tulang tersebut berhenti, sehingga pertumbuhan tulang anak dengan bentuk skelet endomorfik akan cepat berhenti dan bentuk skelet ektomorfik lebih lambat. Pola pertumbuhan yang lambat pada bentuk skelet ektomorfik akan berpotensi untuk mempengaruhi keseimbangan antara proses pertumbuhan tulang rahang dan erupsi gigi sehingga akan mengakibatkan terjadinya maloklusi. Keparahan maloklusi ini dapat dinyatakan melalui perhitungan Peer Assessment Rating Index (Indeks PAR) yang memiliki penghitungan paling sederhana, mudah, dan objektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat keparahan maloklusi berdasarkan skor indeks PAR pada bentuk skelet ektomorfik dan endomorfik pada anak perempuan usia 12-13 tahun, selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk meneliti hubungan dari bentuk skelet dengan tingkat keparahan maloklusi berdasarkan indeks PAR. Hasil penghitungan skor indeks PAR menunjukkan perbedaan skor tingkat keparahan maloklusi yang cukup besar antara kelompok ektomorfik dan endomorfik, bentuk skelet ektomorfik memiliki jumlah skor indeks PAR yang lebih tinggi daripada endomorfik. Hasil uji korelasi Spearman dengan menggunakan 2 variabel yaitu bentuk skelet yang didasarkan dari nilai BMI dan tingkat keparahan maloklusi berdasarkan indeks PAR, didapatkan tingkat keparahan maloklusi memiliki hubungan yang terbalik yang signifikan. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat perbedaan pada tingkat keparahan maloklusi antara bentuk skelet ektomorfik dan endomorfik pada anak perempuan usia 12-13 tahun, kelompok ektomorfik memiliki tingkat keparahan maloklusi yang lebih besar daripada kelompok endomorfik. Kelompok ektomorfik kategori thinness memiliki jumlah yang lebih besar pada tingkat keparahan maloklusi ringan-sedang daripada kategori severe thinness. Kelompok endomorfik kategori obesity memiliki jumlah yang lebih besar pada tingkat keparahan maloklusi ringan-sedang daripada kategori overweight. Terdapat hubungan terbalik yang bermakna antara bentuk skelet dengan tingkat keparahan maloklusi.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectSkelet Ektomorfiken_US
dc.subjectSkelet Endomorfiken_US
dc.subjectMaloklusien_US
dc.subjectIndeks PARen_US
dc.titleHubungan Bentuk Skelet Ektomorfik Dan Endomorfik Terhadap Tingkat Keparahan Maloklusi Berdasarkan Indeks Par Pada Anak Perempuan Usia 12-13 Tahunen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record