Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Melalui Bermain Playdough Pada Kelompok A Di Ra Annuriyyah Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember Tahun Pelajaran 2016/2017
Abstract
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka dilakukan penelitian dengan
bermain playdough. Masalah yang dirumuskan dalam penelitian, yaitu
bagaimanakah penerapan bermain playdough untuk meningkatkan kemampuan
motorik halus anak kelompok A melalui bermain playdough di RA Annuriyyah
Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember Tahun Pelajaran 2016/2017. Penelitian
ini dilakukan dengan tujuan mendeskripsikan penerapan kemampuan motorik
halus dengan bermain playdough untuk meningkatkan kemampuan motorik halus
anak kelompok A.
Subjek penelitian ini adalah anak kelompok A RA Annuriyyah Kecamatan
Rambipuji Kabupaten Jember. Jenis penelitian ini adalah Peneliian Tindakan
Kelas dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Metode
pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi, wawancara dan
dokumentasi. Proses penerapan bermain playdough dalam penelitian ini dilakukan
dengan siklus. Siklus I guru menjelaskan cara membentuk playdough, selanjutnya
anak mempraktekkan dalam membentuk playdough tersebut. Setelah anak
membentuk playdoug, anak harus melakukannya dengan baik sehingga
mendapatkan hasil yang maksimal, kemudian anak diperintah untuk maju
menunjukkan hasil karya yang sudah anak buat. Setelah tindakan yang dilakukan
pada siklus I, ternyata ada beberapa anak yang kemampuan motorik halusnya
belum berkembang maka dilakukan Siklus II. Guru lebih jelas lagi dalam
memberikan penjelasan cara membuat bentuk alat komunikasi menggunakan
media playdough, pada pembelajaran ini guru langsung memberikan contoh
kepada anak untuk membentuk alat komunikasi tersebut menggunakan media
playdough. Setelah itu anak mulai membentuk tanpa bantuan guru. sehingga
dalam siklus II ini kemampuan mototrik halus anak benar-benar meningkat atau
berkembang. Jika anak sudah dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik anak
akan diberikan stiker oleh guru supaya anak merasa senang dalam membentuk
playdough serta selalu termotivasi untuk lebih meningkat belajarnya dan
kemampuan motorik halus anak tercapai dengan maksimal.
Peningkatan kemampuan motorik halus anak kelompok A melalui bermain
playdough diketahui nilai rata-rata kemampuan motorik halus anak pada prasiklus
65% dari 20 anak 13 anak yang berkembang, kemampuan motorik halus anak
meningkat menjadi 90,4% dari 20 anak 18 yang berkembang pada siklus I dan
kemampuan motorik halus pada siklus II seluruh anak mengalami peningkatan
menjadi 99,5% dengan kualifikasi seluruh anak mengalami peningkatan dalam
perkembangan motorik halus pada siklus II. Atas dasar itu, maka dapat
disimpulkan bahwa penerapan bermain playdough dalam meningkatkan
kemampuan motorik halus anak pada kelompok A di RA Annuriyyah.
Saran yang berkaitan dengan penerapan bermain playdough yaitu sebagai
masukan untuk memperbaiki media pembelajaran agar tujuan pembelajaran
tercapai dengan baik. Sehingga perkembangan motorik halus anak dapat
meningkat secara maksimal.