KRISIS POLITIK DI MESIR : KEPENTINGAN AMERIKA SERIKAT TERHADAP MILITER MESIR
Abstract
Penelitian dilaksanakan dengan mengumpulkan data yang berasal dari sumber pustaka sekunder seperti buku, situs internet, sampai skripsi yang memiliki relevansi dengan penelitian mengenai apa saja kepentingan AS ketika krisis politik terjadi.
Militer Mesir merupakan satu-satunya insitusi yang dipercaya AS, untuk itu kepentingan AS terhadap militer Mesir yang dapat diidentifikasi ada dua. Kepentingan pertama yaitu terciptanya stabilitas politik dan keamanan di Mesir. Ini terkait dengan kepentingan AS di Mesir diantaranya yaitu mengamankan jalur perdagangan di terusan Suez. Ini disebabkan terusan Suez yang berfungsi sebagai jalur distribusi minyak dunia dimana pasokan minyak yang berasal dari Timur Tengah didistribusikan ke Eropa dan AS. Harga minyak di AS pun mengalami kenaikan. Padahal AS yang notabene pengimpor minyak terbesar otomatis
bergantung pada impor minyak. Untuk itu AS menginginkan militer Mesir untuk menjadi stabilisator keadaan karena AS memandang militer Mesir memiliki pertahanan yang kuat. Sehingga AS percaya pada kemampuan militer Mesir untuk menyediakan keamanan negara, baik di dalam dan di sepanjang terusan Suez. Dengan adanya legitimasi kekuasaan di deklarasi konstitusional yang dipegang oleh SCAF (Supreme Council of the Armed Forces ) atau dewan militer Mesir pada pasal 53 dan 54, maka SCAF dapat leluasa mengamankan Mesir, termasuk terusan Suez.
Kepentingan yang kedua yaitu terlaksanannya transisi dan suksesi politik yang menghasilkan pemerintah yang kooperatif dengan AS. AS tidak ingin oposisi Mesir yang menggantikan Mubarak berasal dari islam yang AS anggap fundamentalis atau oposisi non islam fundamentalis tetapi anti terhadap AS seperti Hamdeen Sabahi yang pasti akan menghentikan semua kepentingan AS di Mesir. Untuk itu AS menginginkan militer Mesir menjadi pemimpin Mesir selama krisis politik terjadi. Karena jika oposisi seperti Ikhwanul Muslimin yang berkuasa di Mesir, maka AS akan menghentikan semua bantuan untuk Mesir. Militer Mesir tentu tidak menginginkan kondisi tersebut. Kekuasaan SCAF untuk mengendalikan oposisi Mesir anti AS juga mendapat legitimasi karena telah disahkan melalui deklarasi konstitusi yang telah dikeluarkan oleh SCAF, misalnya pasal 4 yang menyatakan larangan pembentukan partai politik yang berdasarkan dasar agama.
Setelah dilakukan penelitian, maka kepentingan AS terhadap militer Mesir ketika terjadi krisis politik di Mesir tahun 2011 karena ada dua kepentingan. Kepentingan pertama, terciptanya stabilitas politik dan keamanan di Mesir, dimana hal tersebut terkait dengan kepentingan AS terhadap minyak yang melewati terusan Suez. Kepentingan AS yang lain yaitu terlaksanannya transisi dan suksesi politik yang menghasilkan pemerintah yang kooperatif dengan AS karena ini terkait dengan kepentingan AS di Mesir yaitu mencegah adanya dominasi kekuatan di Mesir yang memiliki kepentingan yang berlawanan dengan AS.