Kinerja Bidan Desa Dalam Pelayanan Antenatal Care Berdasarkan Standard Based Management Recognition (Sbmr) Antara Puskesmas Jelbuk Dan Puskesmas Wuluhan
Abstract
Standard Based Management Recognition (SBMR) merupakan suatu pendekatan praktis dalam meningkatkan kinerja dan kualitas pelayanan kesehatan khususnya kesehatan ibu dan anak. Selama ini penilaian terhadap kinerja bidan dalam pengelolaan KIA masih dilakukan secara kuantitas dengan melihat melalui indikator cakupan PWS-KIA yaitu cakupan K1 dan K4 dengan mengacu pada Standar Pelayanan Minimal (SPM). Pada tiga tahun terakhir ini yang mengalami penurunan cakupan dan paling rendah yaitu Puskesmas Jelbuk. Pada tahun 2015 jumlah cakupan K1 sebesar 92.64% dan cakupan K4 sebesar 68.4%. Pada tahun 2016 cakupan K1 sebesar 84.33% dan cakupan K4 sebesar 58.98%. Pada tahun 2017 cakupan K1 sebesar 84.2% dan cakupan K4 sebesar 56.9%. Sedangkan di Puskesmas Wuluhan pada tahun 2016-2017 jumlah cakupan K1 naik dan K4 di atas target yaitu jumlah cakupan K1 tahun 2016 sebesar 98.12% menjadi 99.05% pada tahun 2017 dan cakupan K4 tahun 2016 sebesar 89.08% menjadi 95.9% pada tahun 2017. Tujuan penelitian ini untuk menggambarkan perbedaan kinerja bidan desa dalam pelayanan antenatal care berdasarkan SBMR antara Puskesmas Jelbuk dan Puskesmas Wuluhan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian dilakukan di Pustu/Polindes/Poskesdes/Puskesmas induk wilayah kerja Puskesmas Jelbuk dan Puskesmas Wuluhan Kabupaten Jember. Sampel dalam penelitian ini yaitu semua bidan desa di Puskesmas Jelbuk dan di Puskesmas Wuluhan sebanyak 16 responden. Data primer diperoleh dari hasil observasi meliputi fasilitas, sikap, pemeriksaan, pendidikan kesehatan dan konseling, perencanaan persalinan dan perencanaan kunjungan ulang. Data sekunder diperoleh dari buku KIA meliputi identitas ibu, riwayat kehamilan, HPHT, pencatatan tanda bahaya kehamilan, pencatatan pemeriksaan, P4K dan pencatatan kunjungan ulang. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan pada fasilitas yaitu adanya wastafel/alkohol gliserin. Di Puskesmas Jelbuk hanya 1 tempat dan Puskesmas Wuluhan 5 tempat yang terdapat wastafel/alkohol gliserin. Sikap bidan dalam pelayanan antenatal care kedua Puskesmas tidak menanyakan tentang perdarahan pervaginam, sakit kepala, kejang dan penyakit seperti diabetes, malaria dan PMS. Pada pemeriksaan antenatal care semua bidan di Puskesmas Jelbuk dan Puskesmas Wuluhan tidak melakukan pemeriksaan menghitung denyut nadi, konjungtiva dan telapak tangan, payudara, thyroid, dan eksremitas. Ini dikarenakan bidan dalam memberikan pelayanan antenatal care menggunakan 10T. Sedangkan pada pendidikan kesehatan dan konseling semua bidan tidak menjelaskan tentang tanda bahaya seperti perdarahan, kesulitan bernafas, kejang dan edema. Hal ini karena bidan mayoritas memberikan pendidikan kesehatan dan konseling sesuai dengan masalah/ketidaknyamanan yang disampaikan ibu. Namun pada perencanaan persalinan dan kunjungan ulang dilakukan dengan lengkap oleh semua bidan di Puskesmas Jelbuk dan Puskesmas Wuluhan. Berdasarkan hasil observasi terdapat perbedaan kinerja bidan desa di Puskesmas Jelbuk dan Puskesmas Wuluhan. Kesimpulan hasil penelitian adalah fasilitas wastafel di Puskesmas Jelbuk hanya terdapat di Puskesmas Induk sedangkan Puskesmas Wuluhan memiliki 5 wastafel yang terdapat di Puskesmas Induk sebanyak 2 dan Pustu sebanyak 3. Pada sikap, pemeriksaan antenatal care, pendidikan kesehatan dan konseling ada beberapa yang tidak dilakukan oleh bidan desa. Akan tetapi, perencanaan persalinan dan kunjungan ulang dalam pelayanan antenatal care sudah dilakukan dengan lengkap. Kinerja bidan desa di wilayah kerja Puskesmas Wuluhan lebih baik dibandingkan Puskesmas Jelbuk. Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah melengkapi wastafel atau larutan alkohol gliserin yang belum ada, bidan dalam melakukan pemeriksaan antenatal care lebih lengkap seperti pemeriksaan konjungtiva, payudara, thyroid dan ekstremitas. Peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian dengan mengobservasi > 1 kali.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]