Pengendalian Sedimentasi pada Saluran Irigasi Rayap Tersier II Patrang Kabupaten Jember
Abstract
Saluran irigasi merupakan sarana penyaluran dalam rangka melakukan pengairan sesuai dengan kebutuhan air yang sudah direncanakan di petak-petak aliran seperti areal perkebunan dan persawahan. Seperti halnya dengan saluran irigasi Rayap yang terletak di desa Renteng Kecamatan Patrang Kabupaten Jember yang memiliki 2 saluran tersier yang rnengaliri petak persawahan seluas 11 hektar. Tepat pada tahun 2015 terjadi hujan lebat yang membuat tanah di lereng-lereng saluran irigasi longsor dan menutup profit di saluran tersier II. Adanya tumpukan tanah pada saluran membuat adanya proses sedimentasi yang terbawa arus sehingga dapat memengaruhi kinerja suplai air menuju daerah yang hendak dialiri menjadi kurang maksimal. Diketahui, prediksi akumulasi sedimen per tahun sebesar 62010 m3 dengan kategori butiran berupa pasir halus hingga pasir berbutir kasar dengan ukuran 0.0625-2 mm dengan kecepatan endap (w) 9.683 mm/detik.
Setelah dilakukan analisis sedimen rnenggunakan bantuan software HEC-RA.S v 5.0.3 dengan metode perhitungan Achers-White (Flume) diketahui berat sedimen yang terakumulasi selarna I tahun yaitu seberat 1.2402 ton/tahun dengan akumulasi sedimen terbesar berada pada stasioning +75 yaitu seberat 0.2296 ton/ tahun. Di saat yang bersamaan terjadi agradasi dan degradasi tanah dasar pada saluran dengan selisih tertinggi mencapai +0.7784 in untuk agradasi dan -0.097 m untuk titik degradasi tertinggi. Akibatnya efisiensi dari debit aliran untuk keperluan irigasi adalah sebesar 77.258% atau kurang dari 90% sebagai standart efisiensi pengaliran normal. Faktor utama yang menyebabkan terjadinya efisiensi di bawah stadart adalah perubahan dimensi profit saluran yang menjadi bertambah dangkal atau pun menyempit. Perubahan ini diakibatkan adanya tumpukan tranport sedimen yang mengendap pada dasar saluran. Selain itu rernbesan air pada saluran tanah juga turut memengaruhi faktor kehilangan air saluran dengan persentase nilai 22.742 %. Sebagai langkah penanggulangan perlu dilakukan desain ulang profil dan upaya normalisasi untuk dapat mengendalikan proses sedimentasi yang dapat mengganggu proses operasi saluran menjadi kurang maksimal.
Hasil analisis kebutuhan normalisasi membutuhkan upaya penanggulangan berupa pengerukan dan spesifikasi desain yang daya tampungnya telah disesuaikan dengan kebutuhan irigasi dan angkutan sedimen bedasarkan Kriteria Perencanaan 02 tentang saluran irigasi yaitu: tinggi jagaan minimal adalah 0.6 m dan perbandingan b/h sebesar 1.8-2.3 dengan lebar puncak tanggul inspeksi sepanjang 5 meter.
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4096]