Show simple item record

dc.contributor.advisorPriyantari, Nurul
dc.contributor.advisorCahyono, Bowo Eko
dc.contributor.authorSumarlin, Asih
dc.date.accessioned2019-06-08T09:39:51Z
dc.date.available2019-06-08T09:39:51Z
dc.date.issued2019-06-08
dc.identifier.nim141810201031
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/91148
dc.description.abstractDAS memiliki peran yang sangat penting bagi ekosistem perairan di sekitarnya. Salah satu sub DAS yang masuk ke dalam sistem DAS Brantas di Jawa Timur adalah sub DAS Ngrowo-Ngasinan. Sub DAS ini masuk ke dalam tiga kabupaten yakni Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Trenggalek dan Kabupaten Ponorogo. Salah satu sistem DAS Brantas yang menampung air limpasan bagi DTA adalah Waduk Wonorejo di Kabupaten Tulungagung. Beberapa tahun terakhir, waduk ini mengalami permasalahan yakni fluktuasi debit air. Hal tersebut mengakibatkan masalah terhadap produksi energi listrik di PLTA Wonorejo. Masalah tersebut diduga akibat adanya perubahan tutupan lahan pada DTA di sekitar waduk tersebut. Informasi mengenai perubahan tutupan lahan dari tahun ke tahun diperlukan untuk memantau perubahan tutupan lahan pada daerah tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memetakan kelas tutupan lahan di sub DAS Ngrowo-Ngasinan di Kabupaten Tulungagung pada tahun 2014, 2016 dan 2018 dengan mengklasifikasikan jenis tutupan lahan sehingga didapatkan informasi mengenai besarnya luas tutupan lahan. Setelah mendapatkan nilai besarnya luas tutupan lahan maka perubahan luas tutupan lahan dapat diketahui. Apabila perubahan tutupan lahan telah didapatkan maka dapat diketahui pengaruhnya terhadap nilai debit aliran di sub DAS Ngrowo-Ngasinan. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode klasifikasi supervised, metode aljabar dan metode rasional. Metode klasifikasi supervised memerlukan pembuatan training area untuk setiap kelas yang akan diklasifikasikan. Klasifikasi digolongkan menjadi beberapa kelas yaitu air, hutan, tegalan, pemukiman, ladang dan sawah. Metode rasional digunakan untuk memperoleh nilai curah hujan dan menghitung nilai koefisien run off sedangkan metode rasional digunakan untuk menghitung nilai debit aliran. Penelitian ini menggunakan tekonologi penginderaan jauh berupa data citra landsat 8 yang harus dilakukan pengolahan data terlebih dahulu. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah terjadi penurunan luas hutan di tahun 2014 – 2016 dan 2016 – 2018. Pada tahun 2014 luas hutan sebesar 19.975 ha, tahun 2016 sebesar 18.912 ha dan tahun 2018 sebesar 15.981 ha. Luas ladang mengalami peningkatan dari tahun 2014 sampai tahun 2018. Pada tahun 2014 luas ladang sebesar 11.640 ha, tahun 2016 sebesar 11.973 ha dan tahun 2018 sebesar 15.548 ha. Penurunan luas hutan diakibatkan oleh pembukaan lahan baru sebagai sektor pertanian masyarakat. Luas tegalan mengalami peningkatan dan penurunan yang diakibatkan oleh faktor curah hujan. Pada tahun 2014 luas tegalan sebesar 11.286 ha, tahun 2016 sebesar 12.084 ha dan tahun 2018 sebesar 11.528. Tutupan lain yang mengalami fluktuasi akibat dari curah hujan adalah kelas air. Pada tahun 2014 luas permukaan air sebesar 368 ha, tahun 2016 sebesar 384 ha dan tahun 2018 sebesar 379 ha. Luas pemukiman mengalami peningkatan dari tahun 2014 sampai 2018. Pada tahun 2014 luas pemukiman sebesar 3.599 ha, tahun 2016 sebesar 3.642 ha dan tahun 2018 sebesar 3.995 ha. Luas sawah mengalami penurunan selama tahun 2014 sampai 2018. Pada tahun 2014 luas sawah sebesar 18.761 ha, tahun 2016 sebesar 18.634 ha dan tahun 2018 sebesar 18.198 ha. Penurunan luas sawah diduga beralih fungsi menjadi pemukiman karena perluasan pembangunan. Hasil pengujian akurasi didapatkan pada tahun 2014 sebesar 94,90%, tahun 2016 sebesar 92,34% dan tahun 2018 sebesar 94,75%. Hasil perhitungan koefisien run off didapatkan debit aliran terbesar pada tahun 2018 sebesar 16,07 m3/s, sedangkan pada tahun 2016 debit aliran sebesar 12,1 m3/s dan tahun 2014 sebesar 11,48 m3/s. Sedangkan hasil perhitungan koefisien run off dari data luas hutan Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur didapatkan debit aliran pada tahun 2014 sebesar 11,38 m3/s, tahun 2016 sebesar 11,81 m3/s dan tahun 2018 sebesar 15,38 m3/s. Perubahan debit aliran dipengaruhi oleh perubahan tutupan lahan khususnya hutan dan tegalan dan dipengaruhi oleh curah hujan wilayah. Berkurangnya luas hutan dan meningkatnya luas ladang mengakibatkan daerah resapan air pada sub DAS Ngrowo-Ngasinan berkurang. Hal tersebut mengakibatkan air limpasan yang jatuh di permukaan masuk ke dalam sungai dan mengalir ke tempat yang lebih rendah.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectTutupan Lahanen_US
dc.subjectDebit Aliranen_US
dc.subjectSub DAS Ngrowo-Ngasinanen_US
dc.subjectCitra Landsat 8 OLI/ TIRSen_US
dc.titleAnalisis Hubungan Tutupan Lahan terhadap Debit Aliran di Sub DAS Ngrowo-Ngasinan Menggunakan Citra Landsat 8 OLI/ TIRSen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record