Show simple item record

dc.contributor.advisorSUKIDIN
dc.contributor.advisorSUHARSO, Pudjo
dc.contributor.authorMUZDALIFAH, Siti
dc.date.accessioned2019-06-08T09:30:29Z
dc.date.available2019-06-08T09:30:29Z
dc.date.issued2019-06-08
dc.identifier.nim140210301022
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/91145
dc.description.abstractKeberadaan pasar modern di Indonesia dari tahun ke tahun semakin banyak jumlahnya dan semakin meluas ke berbagai daerah. Hal ini juga terjadi di Kabupaten Jember salah satu kabupaten yang berada di wilayah provinsi Jawa Timur. Maraknya pasar modern dikhawatirkan akan menggusur pasar tradisional yang semakin ditinggalkan oleh masyarakat. Meski demikian di Kabupaten Jember masih terdapat beberapa pasar tradisional yang mempertahankan eksistensinya sampai saat ini salah satunya yaitu Pasar Kepatihan. Pedagang tradisional di Pasar Kepatihan mempunyai pola komunikasi yang sedikit berbeda dengan pasar tradisional pada umumnya yang identik dengan semua transaksi dilakukan dengan adanya tawar menawar intensif. Namun interaksi jual beli di Pasar Kepatihan juga dilakukan tanpa adanya tawar menawar di dalamnya. Pedagang pasar tradisional dapat mempunyai pelanggan tetap karena adanya komunikasi yang intesif dalam interaksi jual-beli yang dilakukan melalui tawar menawar di dalamnya maupun tidak. Pedagang tradisional di Pasar Kepatihan dalam menjalankan usahanya selalu menyediakan barang yang berkualitas untuk dijual. Hal ini sudah menjadi ciri pedagang di pasar ini, hal ini dilakukan sebagai salah satu cara untuk mendapat kepercayaan dan pembeli untuk berbelanja disini. Pedagang pasar tradisional dalam menjalankan usahanya tidak hanya membutuhkan modal ekonomi saja namun juga membutuhkan modal sosial yang menjadi akar-akar kekuatan dari ekonomi pasar tradisional. Modal sosial di pasar tradisional dibangun ketika terdapat kepercayaan antar individu, adanya kepercayaan tersebut menghasilkan sebuah komitmen dan mengembangkan hubungan yang saling menguntungkan antar pelaku ekonomi di pasar tradisional sehingga dapat mempertahankan usahanya dengan saling membantu satu sama yang lain. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penentuan lokasi dalam penelitian ini dilakukan secara sengaja di Pasar Kepatihan. Subjek dalam penelitian ini adalah pedagang tradisional di Pasar Kepatihan Kabupaten Jember. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode wawancara dan observasi partisipasi, sedangkan metode analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik pedagang tradisional di Pasar Kepatihan. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan, maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa untuk memahami karakteristik pedagang tradisional dapat dilihat dari dua aspek yaitu pola komunikasi dan modal sosial para pedagang. Dalam aspek pola komunikasi menunjukkan bahwa komunikasi antara pedagang dan pembeli dilakukan secara tatap muka dan terdapat feedback secara langsung. Bahasa yang digunakan tergantung kepada pedagang dan pembeli itu sendiri, umumnya bahasa yang digunakan yaitu bahasa Indonesia, bahasa Jawa, dan bahasa Madura, penyesuaian bahasa dilakukan untuk memperlancar komunikasi. Interaksi jual beli dengan pembeli biasa ditemukan adanya tawar menawar harga, sedangkan interaksi dengan pelanggan tidak ditemukan adanya tawar menawar harga. Komunikasi yang dilakukan oleh pedagang dan pembeli di Pasar Kepatihan tidak hanya membahas ekonomi semata namun terdapat berbagai topik bahasan yang lain diluar kepentingan jual beli, hal ini dilakukan sebagai salah satu cara pedagang untuk mendapatkan pelanggan dengan mengakrabkan diri. Nilai-nilai kebersamaan dalam aspek modal sosial menjadi acuan pedagang dalam bertindak seperti adanya kepercayaan, norma sosial, dan relasi sosial yang dijalin pedagang baik dengan sesama pedagang maupun dengan pembeli telah memberikan keuntungan bagi pedagang tradisional di Pasar Kepatihan untuk melancarkan usahanya. Jenis modal sosial yang ada di Pasar Kepatihan yaitu modal sosial bounding dan bridging. Modal sosial ini berarti pedagang akan membangun jaringan dengan didasarkan atas rasa kekeluargaan dan membentuk jaringan di luar kelompok didonong oleh faktor ekonomi untuk mendukung usahanya.en_US
dc.language.isoIDen_US
dc.subjectPEDAGANG TRADISIONALen_US
dc.subjectPASAR KEPATIHANen_US
dc.subjectJEMBERen_US
dc.titleKarakteristik Pedagang Tradislonal di Pasar Kepatihan Kabupaten Jemberen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record