Kuasa Perempuan Pesisir dalam Proses Pembangunan Desa Puger Kulon Kecamatan Puger Kabupaten Jember
Abstract
Pembangunan di Indonesia sudah beralih dari pembangunan yang top down menjadi pembangunan yang lebih mengutamakan aspirasi-aspirasi masyarakatnya yaitu pembangunan yang bottom up. Namun di daerah pesisir keterlibatan perempuan pesisir dalam proses pembangunan desa menjadi salah satu realitas sosial yang ada di masyarakat. Kemampuan fisik yang tidak sama, menyebabkan kaum perempuan mempunyai keterbatasan dalam mengikuti proses pembangunan desa. Hal ini juga terjadi di Desa Puger Kulon Kecamatan Puger Kabupaten Jember, paradigma masyarakat tentang perempuan hanya sebatas pengelola perekonomian dalam pembangunan desa. Hal ini mengakibatkan perempuan peisir kurang dipertimbangkan dalam pembangunan. Sehingga, keterlibatan perempuan pesisir khususnya dalam pembangunan yang masih rendah juga menyebabkan kesulitan untuk mendapatkan akses, teknologi pengolahan, fasilitas-fasilitas dan pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan oleh lembaga pemerintah ataupun swasta. Oleh karena itu, dibutuhkan kapasitas perempuan untuk memiliki kekuasaan secara mandiri sehingga mampu memiliki pengaruh yang kuat dalam proses pengambilan keputusan untuk pembangunan pesisir.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kuasa perempuan pesisir dalam proses pembangunan di Desa Puger Kulon Kecamatan Puger Kabupaten Jember. Penelitian ini bertujuan untuk melengkapi kajian tentang peran dalam kuasa perempuan pesisir dalam proses pembangunan di Desa Puger Kulon Kecamatan Puger Kabupaten Jember. Hasil penelitian ini akan bermanfaat sebagai referensi teoritis bagi pengembangan keilmuan Program Studi Pendidikan Luar Sekolah.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Tempat yang digunakan sebagai penelitian berada di Desa Puger Kulon Kecamatan Puger Kabupaten Jember. Alasan pemilihan tempat ini menjadi tempat penelitian berdasarkan metode field research. Teknik penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik snowball sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Agar kepercayaan lebih akurat maka digunakan perpanjangan keikutsertaan. Analisis data dilakukan menggunakan model Moser, yaitu analisis profil pembagian kerja, profil akses dan kontrol, dan melihat faktor yang mempengaruhi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Puger Kulon dalam rumah tangga, yang mempunyai kontrol lebih ialah suami sehingga lebih sering mengambil keputusan. Hal ini berdampak pada kegiatan pembangunan yang dilaksanakan di Desa Puger Kulon. Lalu rasionalitas perempuan jika dilihat dari pengambilan keputusan lebih mengandalkan logika daripada perasaan. Hal itu dikarenakan perempuan memiliki sifat lebih teliti dan ulet daripada laki-laki. Perempuan pesisir juga mengandalkan pengalaman-pengalaman yang dimiliki ketika terlibat dalam pengambilan keputusan dalam pembangunan. Sedangkan untuk pekerjaan yang ada di Puger Kulon, beberapa diantaranya sudah tidak membedakan antara laki-laki dan perempuan (gender) kecuali di pekerjaan tertentu. Tetapi tetap ada pembagian kerja didalamnya. Selain itu di dalam organisasi masyarakat di Puger Kulon, partisipasi perempuannya sudah mulai nampak, walaupun masih belum merata.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah secara umum jika dilihat dari perspektif gender, masih belum cukup terjadinya kesetaraan gender dalam proses pembangunan di beberapa aspek. Perempuan pesisir memang sudah memiliki akses terhadap sumberdaya-sumberdaya yang ada di Puger Kulon tetapi masih kurang memiliki kontrol, hal itu terjadi akibat adanya pembagian kerja dalam kehidupan sehari-hari dan mindset masyarakatnya. Sedangkan kuasa perempuan pesisir dalam proses pembangunan ada pada tahap “perencanaan” namun implementasi program dan aktualisasi masih kurang.