| dc.description.abstract | Berdasarkan wawancara terhadap guru  matematika kelas IX-C SMP Negeri 
12  Jember,  diketahui  bahwa siswa  mengalami  kesulitan  dalam  menyelesaikan  soal 
cerita  salah  satunya  materi  tabung  dan  bola.  Sebagian  besar  siswa  tidak  dapat 
menentukan apa yang diketahui dan apa yang ditanya, tidak dapat membuat model 
matematika sehingga siswa tidak dapat menyelesaikan soal cerita tersebut. Selain itu 
strategi-strategi pemecahan masalah belum pernah diajarkan oleh guru kepada siswa 
sehingga siswa tidak terampil dalam melaksanakan prosedur yang diperlukan untuk 
memecahkan  soal  cerita.  Salah  satu  cara  untuk  mengatasi  permasalahan  tersebut 
adalah menggunakan pembelajaran untuk pemecahan masalah berbasis peta konsep. 
Tujuan  dari  penelitian  ini  adalah  untuk  mengetahui  bagaimana  penerapan 
pembelajaran  untuk  pemecahan  masalah  berbasis  peta  konsep,  untuk  mengetahui 
bagaimana  aktivitas  siswa  dan  ketuntasan  hasil  belajar  siswa  pada  pembelajaran 
untuk pemecahan masalah berbasis peta konsep pada pokok bahasan tabung dan bola. 
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IX-C SMP Negeri 12 jember semester ganjil 
tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 40 siswa dengan rincian 20 siswa laki-laki 
dan 20 siswa perempuan. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan 
pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif.  
Penelitian  dimulai  pada  tanggal  29  September  2011  sampai  dengan  15 
Oktober  2011.  Data  yang  diambil  dalam  penelitian  ini  dilakukan  dengan  metode 
observasi,  wawancara,  tes,  dan  dokumentasi.  Berdasarkan  hasil  tes  pendahuluan 
dapat  diketahui  bahwa  60%  siswa  dapat  memahami  masalah;  47,5%  siswa  dapat menggunakan  gambar  atau  ilustrasi;  37,5%  dapat  mencari  hubungan  antara  yang 
diketahui dengan yang ditanyakan dan 7,5% dapat memeriksa jawaban. 
Hasil  dari  penelitian  ini  adalah  pembelajaran  untuk  pemecahan  masalah 
model  polya  berbasis  peta  konsep  dapat  meningkatkan  aktifitas  siswa  dan  hasil 
belajar siswa. Hal ini bisa dilihat dari persentase aktivitas siswa semakin meningkat 
dari pembelajaran pertama sampai dengan pembelajaran keempat. Pada pembelajaran 
1 aktivitas siswa mencapai 64,58%, pembelajaran 2 mencapai 71,46%, pembelajaran 3 
mencapai  79,58%  dan  pembelajaran  4  mencapai  84,48%.  Aktivitas  guru  juga  sudah 
baik dan dapat dikatakan sangat aktif. Persentase aktivitas guru pada pembelajaran 
kedua  mencapai  94,44%  dan  mengalami  peningkatan  dibandingkan  pembelajaran 
pertama yaitu 88,89%. Sedangkan pembelajaran ketiga dan keempat tidak mengalami 
peningkatan  dimana  persentase  aktivitas  guru  mencapai  97,22%.  Disamping  itu 
ketuntasan belajar siswa secara klasikal  juga menunjukkan adanya peningkatan dari 
siklus I ke siklus II. Pada siklus I mencapai 60% sedangkan pada siklus II meningkat 
menjadi  87,5%.  Ketuntasan  klasikal  mengalami  peningkatan  secara  signifikan 
meskipun  masih  ada  siswa  yang  tidak  tuntas  secara  perorangan.  Hasil  wawancara 
menunjukkan bahwa pembelajaran untuk pemecahan masalah model Polya berbasis 
peta konsep yang diterapkan di kelas IX-C, memperoleh respon positif dari guru dan 
siswa. Hasil tersebut menunjukkan  bahwa pembelajaran untuk pemecahan  masalah 
model Polya berbasis peta konsep dapat digunakan sebagai salah satu alternatif model 
pembelajaran yang dapat diterapkan di kelas. | en_US |