Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan Fatigue pada Pasien Kemoterapi di Rumah Sakit Baladhika Husada Jember
Abstract
Cancer Related Fatigue merupakan perasaan lelah yang dirasakan pasien kanker dan berdampak terhadap keadaan folk, psikis, kognitif yang dapat mengganggu kehidupan sehari-hari. Fatigue ini dapat disebabkan dari kanker itu sendiri ataupun efek samping pengobatan kemoterapi. Efek lain yang dapat ditimbulkan yaitu terjadi gangguan nutrisi sehingga menyebabkan perubahan terhadap metabolisme tubuh. Dalam mengatahui perubahan nutrisi diperlukan adanya pengukuran antropometri yang dapat di lakukan dengan menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT) pasien. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan IMT denganfatigue pada pasien kemoterapi di Rumah Sakit Tingkat III Baladhika Husada Jember.
Penelitian ini menggunakan variabel independent yaitu IMT. Penelitian ini menggunakan desain penelitian korelasional dengan menggunakan metode cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunkan consecutive sampling. Perhitungan sampel menggunakan aplikasi G*Power 3.1 sehingga didapatkan basil sebanyak 93 responden. Kuesioner yang digunakan dalam pengumpulan data yakni menggunakan Brief Fatigue inventory (BR). Analisa data menggunakan uji korelasi spearman dengan tingkat signifikan 0,05.
Hasil penelitian ini menunjukkan rata-rata IMT sebesar 20,4.6 kg/m2 dan rata-rata fatigue sebesar 34,32. Analisa bivariat menggunakan Pearson, Spearmen, Mann-Whitney, dan Kruskal-Wails dengan tingkat signifikan 0,05. Hasil analisis didapatkan tidak terdapat hubungan antara karakteristik responden seperti (usia, jenis kelamin, agama, status pernikahan, tingkat pendidikan, pekerjaan, pendapatan, riwayat pengobatan, dan jenis kanker denganfatigue (p value > 0,05), namun terdapat hubungan pada karakteristik frekuensi kemoterapi p value-0,018 (p value c 0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dengan nilai p value-0,000 antara IMT dengan fatigue pada pasien kanker kemoterapi di Rumah Sakit Tingkat Ill Baladhika Husada Jember dengan arah korelasi negatif r = -0,355 yang artinya bahwa semakin besar nilai skor BFI maka semakin kecil nilai IMT.
Status nutrisi yang buruk akan berdampak terhadap pengeluaran energi yang dibutuhkan oleh tubuh. Penurunan berat badan dan protein pada pasien kanker bermanifestasi pada pengecilan atau menurunnya massa otot dan terjadi hipoalbumenia. Hal tersebut berhubungan dengan toleransi pengobatan. Pengecilan otot yang terjadi merupakan akibat dari ketidakseimbangan degradasi dan sintesis protein yang dapat mengakibatkan fatigue.
Saran yang dapat diberikan kepada pelayanan kesehatan terutama kepada perawat yaitu diharapkan dapat memantau dan memberikan informasi tentang pentingnya asupan nutrisi yang dibutuhkan serta memberikan intervensi yang tepat dalam memperbaiki kondisi pasien kemoterapi seperti ciptakan lingkungan yang optimal saat makan, makan makanan lunak yang mudah dikunyah dan ditelan serta anjurkan makan dengan porsi kecil tapi sering yang mengandung tinggi protein. Selain itu lakukanlah olahraga ringan seperti berjalan, bersepeda, dan relaksasi otot. Bagi peneliti selanjutnya perlu adanya penelitian lanjutan tentang bagaimana meningkatkan nutrisi dan menurunkan fatigue pada pasien kanker dengan kemoterapi.
Collections
- UT-Faculty of Nursing [1529]