Pengembangan Perangkat Pembelajaran Pokok Bahasan Segitiga Berbasis Lesson Study for Learning Community Dan Pengaruhnya Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis
Abstract
Segitiga merupakan pokok bahasan matematika yang sarat dengan penerapan dalam keidupan sehari – hari dan kemampuan berfikir kritis. Siswa sering mengalami kesulitan dalam menyeleseikan masalah kontekstual. Selain itu dalam belajar siswa sering memikirkan dirinya sediri tanpa peduli pada yang lain. Berdasarkan hal itulah, peneliti mengembangkan perangkat pembelajaran yang berbasis Lesson Study for Learning Community pada pokok bahasan segitiga kelas VII SMP.
Proses pengembangan perangkat pembelajaran segitiga berbasis Lesson Study For Learning Community (LSLC) telah melalui tahapan pengembangan Thiagarajan, yaitu tahap pendefinisian, tahap perancangan, dan tahap pengembangan. Produk yang dihasilkan adalah RPP berbasis Lesson Study For Learning Community (LSLC), LKPD berbasis Lesson Study For Learning Community (LSLC), dan tes hasil belajar untuk mengukur kemampuan berpikir kritis Peserta Didik. Kesimpulan yang diperoleh berupa kualitas dan kelayakan perangkat pembelajaran tersebut. RPP sedemikian rupa sehingga pembelajaran bernuansa LSLC yaitu adanya collaborative learning, caring community dan pemberian jumping task. Hal ini juga tercermin dalam Lembar Kerja Peserta Didik. Pembelajaran tidak hanya terfokus pada nuansa kolaborasi dan kepedulian, melainkan juga bertujuan untuk menstimulus kemampuan berpikir kritis Hasil dari proses pengembangan menyatakan bahwa perangkat yang dikembangkan memenuhi kriteria valid, praktis, dan efektif untuk digunakan lebih lanjut. Kriteria valid diperoleh dari rerata nilai dari ketiga validator, yaitu RPP memperoleh nilai 3,84, LKPD memperoleh nilai 3,70 dan THB memperoleh nilai 3,76. Ketiganya memenuhi kriteria valid. Para ahli (validator) tidak hanya bertugas memberikan penilian terhadap perangkat yang sedang dikembangkan, namun beliau juga memberikan saran sebagai bahan perbaikan. Saran-saran ini sangat diperlukan peneliti untuk memperbaiki dan menghasilkan produk yang berkualitas serta layak digunakan. Keefektifan perangkat pembelajaran diperoleh dari data aktivitas Peserta Didik, angket respon Peserta Didik terhadap pembelajaran, dan ketuntasan belajar PesertaDidik. Dari pelaksanaan 3 kali pertemuan, diperoleh rerata aktivitas Peserta Didik sebesar 82,3%. Data tersebut menunjukkan kriteria aktif karena presentase yang diperoleh lebih dari 80%. Untuk hasil angket respon Peserta Didik terhadap pembelajaran, sebanyak 91% respon positif berhasil didapat. Sedangkan dalam hal ketuntasan belajar Peserta Didik, sebanyak 82,3% dari keseluruhan Peserta Didik dinyatakan tuntas. Berdasarkan hasil inilah maka perangkat pembelajaran dinyatakan memenuhi kriteria efektif. Nilai signifikansi pada uji Mann-Whitney adalah 0,000. Karena nilaisignifi kansi kurang dari0,05maka disimpulkan ada perbedaan kemampuan berpikir kritis antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Hal ini dapat menunjukkan bahwa pembelajaran berbantu lembar kerja Peserta Didik dengan model Discovery Learning berbasis LSLC sangat efektif digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Selain meningkatkan aktivitas Peserta Didik, pembelajaran ini juga dapat meningkatkan kemampuan berfikir kritis Peserta Didik. Seorang guru matematika sebaiknya mengembangkan penggunaan lembar kerja Peserta Didik agar dalam setiap kegiatan pembelajaran dapat mengorganisasi kemampuan berfikir Peserta Didik dengan tepat. Dalam al ini masing – masing Peserta Didik juga akan mendapatkan kesempatan untuk meningkatkan aktivitas dalam pembelajaran.