Evaluation of Siswa Asuh Sebaya Program at the Elementary School Level in Banyuwangi Sub-District, Banyuwangi District
Abstract
Penelitian ini didasari oleh permasalahan pembiayaan pendidikan di Indonesia, terutama bagi peserta didik yang kurang mampu secara ekonomi. Permasalahan tersebut terlihat pada tingginya persentase penduduk yang berumur 15 tahun ke atas yang ditamatkan pada jenjang pendidikan SD/MI yang mencapai 36,66% dibandingkan dengan jenjang pendidikan di atasnya. Bahkan pendudukan yang tidak memiliki ijasah SD mencapai 20,42%. Berbagai program dari pemerintah pusat seperti Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Bantuan Siswa Miskin (BSM) maupun dari pemerintah daerah seperti Banyuwangi Cerdas, Gerakan Masyarakat Pemberantasan Tributa, Banyuwangi Mengajar, dan lain-lain telah diimplemenntasikan untuk membantu siswa yang kurang mampu secara ekonomi. Namun keterbatasan dana APBD khususnya untuk bidang pendidikan belum mampu menjangkau seluruh sekolah se-Kabupaten Banyuwangi sehingga Pemerintah Kabupaten Banyuwangi mengeluarkan Program Siswa Asuh Sebaya. Program Siswa Asuh Sebaya adalah program bantuan yang diberikan oleh siswa yang mampu secara ekonomi untuk meringankan biaya pendidikan siswa yang kurang mampu secara ekonomi dalam satu sekolah yang sama. Program tersebut dicanangkan sejak tahun 2011 namun pemerintah mengesahkan program tersebut dalam Surat Keputusan Bupati Banyuwangi Nomor 188/182/KEP/429.011/2014 tentang Program Siswa Asuh Sebaya. Dalam pelaksanannya, Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi mengeluarkan Standar Operasional Prosedur yang tercantum dalam surat keputusan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi Nomor 188/1416/429.101/2015 tentang Standar Operasional Prosedur Siswa Asuh Sebaya di Lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan konsep evaluasi Dunn. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Data dalam penelitian ini didapatkan melalui berbagai sumber data primer maupun sekunder. Teknik dan alat perolehan data melalui teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik menguji keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan metode perpanjangan keikutsertaan dan metode triangulasi. Teknik analisis data yang peneliti gunakan adalah teknik analisis interaktif oleh Miles dan Huberman. Hasil penelitian menyatakan bahwa program Siswa Asuh Sebaya pada tingkat sekolah dasar di Kecamatan Banyuwnagi Kabupaten Banyuwangi masih belum mampu menjalankan kegiatan sesuai dengan yang tercantum dalam SK dan SOP tentang Program Siswa Asuh Sebaya. Sosialisasi yang tidak merata dan belum menjangkau ke semua sekolah khususnya sekolah dasar di Kecamatan Banyuwangi mengakibatkan perbedaan pemahaman dan penafsiran antara satu sekolah dasar dengan sekolah dasar yang lain sehingga masing-masing sekolah membuat improvisasi sendiri terkait pengelolaan SAS. Jika dilihat dari kriteria pengukuran menurut Wiliam N. Dunn, permasalahan siswa dalam membiayai pendidikan terutama kebutuhan pendidikannya seperti tas, sepatu, alat tulis, dan sebagainya bisa tercukupi. Masing-masing sekolah dasar telah memberikan bantuan secara merata, artinya siswa dibantu sesuai dengan kebutuhannya. Pelaksanaan program SAS mendapat respon yang baik dan positif dari siswa, sekolah maupun orang tua siswa. Penerima program SAS merasa sangat terbantu karena siswa menjadi lebih semangat dalam belajar dan bersekolah serta mampu meringankan beban orang tua. Hasil tersebut menggambarkan bahwa program Siswa Asuh Sebaya pada tingkat sekolah dasar di Kecamatan Banyuwangi sudah efektif. Meskipun ada beberapa sekolah dasar yang mengalami kendala dalam proses kegiatannya, namun respon dari target group maupun non target group terhadap bantuan dana Siswa Asuh Sebaya tersebut sangatlah baik, sehingga siswa yang menerima bantuan tersebut lebih semangat lagi untuk belajar dan bersekolah.