dc.description.abstract | Masalah matematika adalah suatu situasi yang memerlukan tindakan,
namun tidak dapat langsung memecahkan suatu permasalahan terhadap situasi
tersebut. Pemecahan masalah adalah upaya seseorang dalam mencari suatu solusi
untuk memecahkan suatu masalah berdasarkan aturan-atauran atau prosedur yang
telah ada. Kemampuan berpikir kreatif sangat penting di dunia pendidian, peserta
didik mampu melihat persoalan dari berbagai perspektif dan mampu memecahkan
masalah dengan berbagai alternative.
Gaya belajar adalah salah satu unsur penting yang perlu diperhatikan
dalam proses belajar mengajar. Gaya belajar yang dimiliki individu menentukan
bagaimana indvidu tersebut mampu menyerap berbagai informasi yang diberikan.
Gaya belajar mempunya 3 jenis yaitu, gaya belajar visual, gaya belajar auditorial,
dan gaya belajar kinestetik. Setiap gaya belajar mempunyai ciri-ciri yang berbeda,
gaya belajar visual lebih mengandalkan mata atau penglihatan, gaya belajar
auditorial mengandalkan telinga atau pendengaran, dan gaya belajar kinestetik
mnegandalkan suatu gerakan atau tindakan langsung.
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu deskriptif
kualitatif karena untuk mendeskripsikan proses berpikir berpikir kreatif siswa
SMPN 1 Arjasa kelas VIII dalam memecahkan soal cerita SPLDV berdasarkan
tahapan Wallas ditinjau dari gaya belajar siswa. Subjek penelitian ini yaitu
siswa kelas VIII di SMPN 1 Arjasa, kamudian diambil sebanyak 6 siswa untuk
dianalisis dan dilakukan wawancara secara mendalam. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu angket gaya belajar, soal cerita pokok
bahasan SPLDV, pedoman wawancara, dan lembar validasi.
Berdasarkan analisis data dan pembahasan tentang proses berpikir
kreatif siswa dalam memecahkan soal cerita pokok bahasan SPLDV
berdasarkan tahapan Wallas ditinjau dari gaya belajar di SMPN 1 Arjasa adalah
berbeda-beda. Perbedaan ini dapat diketahui dari cara subjek untuk memahami
permasalahan berbeda-beda sehingga proses yang dilakukan dalam memahami
informasi awal, merencanakan ide penyelesaian serta dalam melaksanakan
penyelesaian berbeda-beda dan ada kemiripan pada setiap kegiatan yang
dilakukan dalam satu gaya belajar.
Siswa dengan gaya belajar visual mampu melewati setiap tahapan
berpikir kreatif Wallas dengan baik dan mampu memenuhi tiga indikator
berpikir kreatif. Siswa mampu menjelaskan jawaban yang diperoleh dengan
rinci dan benar.
Siswa dengan gaya belajar auditorial melewati tahapan awal yaitu
preparasi dengan lancar, siswa cenderung kesulitan di soal nomor 2, hal ini
dapat dilihat dari tahap iluminasi. Siswa dengan gaya belajar audiorial hanya
mampu mendapatkan satu ide penyelesaian dan tidak memeriksa kembali
jawaban yang diperoleh di soal nomor dua.
Siswa dengan gaya belajar kinestetik mampu memahami soal dengan
baik karena dapat melewati tahapan preparasi dengan lancar. Siswa kinestetik
cenderung kesulitan dalam mengerjakan kedua soal, hal ini dapat dilihat dari
tahapan iluminasi dan verifikasi dimana mereka hanya bisa mendapatkan satu
ide penyelesaian dan tidak melakukan pengecekan ulang terhadap jawaban
yang telah diperoleh.
Siswa dengan gaya belajar visual mampu melewati empat indikator
tahapan berpikir kreatif Wallas, sedangkan siswa dengan gaya belajar
auditorial dan siswa dengan gaya belajar kinestetik hanya mampu melewati
tiga tahapan berpikir kreatif Wallas. Keenam subjek hanya mampu memenuhi
tiga indikator dari empat indikator berpikir kreatif. | en_US |