Pengaruh Daerah Asal Terhadap Profil Minyak Atsiri Daun Tembakau Kasturi Hasil Distilasi Uap dan Ekstraksi Pelarut
Abstract
Tembakau Kasturi merupakan salah satu komoditi lokal Jember yang
memiliki berbau yang kuat dan aromatik serta cita rasa yang khas, sehingga
tembakau tersebut dibutuhkan hampir seluruh industri rokok. Terkait kebijakan
pemerintah mengenai pembatasan produksi rokok, maka industri rokok berusaha
melakukan diversifikasi produk pada beberapa tembakau agar usaha di bidang
tembakau tidak surut. Salah satu alternatif produk sampingan untuk industri rokok
adalah produksi minyak atsiri tembakau. Minyak atsiri dapat diartikan sebagai
ekstrak campuran senyawa volatil yang dihasilkan oleh bagian-bagian tertentu
suatu tumbuhan dan bersifat khas (Tavish dan Haris, 2002). Kandungan minyak
atsiri berupa campuran senyawa kimia yang besifat kompleks, misalnya alkohol,
oksida, hidrokarbon, aldehida, ester dan eter (Agusta, 2000). Minyak atsiri banyak
dimanfaatkan sebagai bahan pewangi, seperti sabun dan kosmetik dalam bidang
industri (Ketaren, 2006). Menurut Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur (2013)
menyatakan bahwa kadar suatu minyak atsiri dalam tembakau, salah satunya dapat
dipengaruhi oleh karakteristik pemilihan lokasi lahan.
Penelitian ini menggunakan daun tembakau Kasturi Selatan (Kec. Balung)
dan Utara (Kec. Kalisat) untuk mengetahui profil (rendemen dan senyawa kimia)
minyak atsiri tersebut. Produksi minyak atsiri dilakukan dengan ekstraksi distilasi
uap dengan variasi lama waktu distilasi 9, 11, 13 jam dan ekstraksi pelarut. Minyak
atsiri dianalisa rendemennya dalam berat kering, kemudian dianalisa dengan
GC-MS untuk mengetahui kandungan senyawa kimianya. Senyawa yang dianggap
teridentifikasi oleh GC-MS adalah senyawa yang memiliki nilai SI ≥ 85.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin lama waktu distilasi uap
maka rendemen dan jumlah senyawa yang diperoleh minyak atsiri daun tembakau
Kasturi Utara semakin besar pula. Data profil minyak atsiri daun tembakau Kasturi
Selatan hasil distilasi uap tidak dapat digunakan, karena tidak representatif
(mengalami penurunan seiring bertambahnya lama waktu distilasi uap).
Perbandingan metode ekstraksi menyebabkan rendemen dan jumlah senyawa
minyak atsiri daun tembakau Kasturi Utara hasil distilasi uap 11 jam lebih sedikit
dibandingkan ekstraksi pelarut. Daerah asal daun tembakau Kasturi mempengaruhi
profil minyak atsiri berupa rendemen dan kandungan senyawa kimianya.
Rendemen minyak atsiri daun tembakau hasil ekstraksi pelarut untuk Kasturi Utara
(5,2426%) lebih besar dibandingkan Kasturi Selatan (4,0890%). Namun, jumlah
keanekaragam senyawa kimia penyusun minyak atsiri daun tembakau Kasturi Utara
(24 senyawa) lebih sedikit dibandingkan Kasturi Selatan (29 senyawa).