Uji Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Biji Ketumbar (Coriandrum Sativum L.) dan Nanoemulsinya terhadap Staphylococcus Epidermidis
Abstract
Minyak atsiri merupakan minyak yang sudah lama digunakan oleh masyarakat Indonesia. Minyak atsiri diperoleh dari penyulingan bagian tumbuhan baik dari daun, bunga, biji atau kayu. Minyak atsiri memiliki manfaat sebagai bahan kosmetik, penyedap makanan dan obat-obatan. Ketumbar merupakan salah satu tanaman yang memiliki kandungan minyak atsiri. Senyawa yang terkandung dalam minyak atsiri biji ketumbar terbukti memiliki aktivitas antibakteri. Minyak atsiri biji ketumbar telah terbukti memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis. Penggunaan minyak atsiri secara langsung memiliki kekurangan yaitu mudah menguap, mudah terdekomposisi oleh panas, kelembaban, cahaya, oksigen dan dapat menyebabkan bioavailabilitas minyak atsiri berkurang.Pengembangan bentuk sediaan nanoemulsi minyak atsiri biji ketumbar dapat mengenkapsulasi minyak atsiri sehingga mengurangi penguapan minyak atsiri. Dalam penelitian ini dilakukan uji aktivitas antibakteri minyak atsiri biji ketumbar, nanoemulsi minyak atsiri biji ketumbar dan basis nanoemulsi terhadap bakteri S. epidermidis menggunakan metode mikrodilusi. Pada uji aktivitas antibakteri minyak atsiri biji ketumbar, basis nanoemulsi minyak atsiri biji ketumbar digunakan 7 seri konsentrasi yaitu 400 μg/mL; 200 μg/mL; 100 μg/mL; 50 μg/mL; 25 μg/mL; 12,5 μg/mL dan 6,25 μg/mL, sedangkan nanoemulsi minyak atsiri biji ketumbar menggunakan konsentrasi 379,309µg/mL; 189,655 µg/mL; 94,827 µg/mL; 47,414 µg/mL; 23,707 µg/mL; 11,853 µg/mL dan 5,927 µg/mL dengan tiga kali replikasi. Metode mikrodilusi digunakan untuk mengetahui nilai IC50 dari minyak atsiri biji ketumbar, nanoemulsi minyak atsiri biji ketumbar dan basis nanoemulsi. Uji mikrodilusi menggunakan microplate polystyrene 96 wells dan diinkubasi selama 24 jam selanjutnya diukur absorbansinya menggunakan microplate reader pada panjang gelombang 595. Nilai IC50 minyak atsiri biji ketumbar dalam menghambat pertumbuhan bakteri sebesar 639,551 ± 88,883 μg/mL. Nilai IC50 nanoemulsi minyak atsiri biji ketumbar dalam menghambat pertumbuhan bakteri sebesar 48,721± 6,697 μg/mL dan nilai IC50 basis nanoemulsi dalam menghambat pertumbuhan bakteri sebesar 52,113 ± 4,636μg/mL. Kontrol positif yang digunakan dalam penelitian ini adalah gentamisin. Nilai IC50 gentamisin sebesar 14,749 ± 2,402 μg/mL. Penggunaan basis nanoemulsi diduga berperan dalam peningkatan aktivitas antibakteri dari sediaan nanoemulsi. Oleh karena itu, perlu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui pengaruh basis atau surfaktan terhadap aktivitas antibakteri.
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1469]