dc.description.abstract | Kematian neonatus merupakan kejadian kematian pada usia 0-28 hari
kehidupan yang dinyatakan dengan Angka Kematian Neonatus (AKN).
Persebaran kematian neonatus terbanyak terjadi pada awal kehidupan (0-6 hari
kehidupan) yang disebut kematian neonatus dini (early neonatal death) dengan
persentase 40% dari total kematian neonatus. Dari 40% tersebut, sebesar 45,8%
kematian neonatus dini terjadi pada kurang dari 48 jam paska persalinan.
Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012,
AKN pada tahun 2012 sebesar 19 per 1.000 kelahiran hidup sedangkan Kabupaten
Jember menempati posisi pertama dengan 7 kematian per 1000 kelahiran hidup
pada tahun 2015. Beberapa faktor penyebab yang mendasari kematian neonatus
terutama yang terjadi pada waktu kurang dari 48 jam paska kelahiran yaitu faktorfaktor
dari bayi (kelahiran prematur, asfiksia neonatorum, ikterus, hipotermia,
infeksi perinatal, kelainan kongenital penyerta, dan status kematangan paru),
faktor maternal serta persalinan (usia ibu saat melahirkan, jarak kelahiran, cara
persalinan, jumlah paritas, ketuban pecah dini, penyakit sistemik penyerta pada
ibu seperti diabetes melitus gestasional, preklampsia/eklampsia, demam sebelum,
sesaat, dan sesudah persalinan, serta anemia gravidarum, dan status HIV), dan
faktor eksternal/faktor lainnya seperti tindakan medis selama perawatan, profil
hematologi neonatus, dan asal daerah.
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian analitik observasional
dengan desain penelitian case-control di RSD dr. Soebandi Kabupaten Jember
dengan menggunakan data sekunder rekam medis. Populasi penelitian ialah
neonatus yang meninggal pada periode 1 Januari -31 Desember 2017 sebesar 74
neonatus. Pengambilan sampel menggunakan metode total sampling sehingga
didapatkan sampel. Analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif secara
univariat. Untuk mengetahui hubungan antara faktor risiko mortalitas yang terjadi
kurang dari 48 jam dengan yang terjadi lebih dari atau sama dengan 48 jam
dilakukan analisis bivariat dengan uji Chi-Square atau Fisher’s exact. Uji
multivariat dengan regresi logistik digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor
risiko terkait kematian neonatus. Nilai p<0,05 menunjukan hasil yang signifikan.
Hasil penelitian menunjukkan faktor risiko neonatus yang berbeda
signifikan dan mempengaruhi kejadian kematian <48 dan ≥48 jam pasca
persalinan ialah skor APGAR menit pertama (p=0,03; OR=2,28), skor APGAR
menit kelima/asfiksia (p=0,024; OR=3,39), kejadian infeksi perinatal (p=0,023;
OR=0,22), kejadian sepsis (p=0,002; OR=0,21), hiperbilirubinemia ringan
(p=0,007; OR=0,17), penyakit membran hialin (p=0,013; OR=4,04), dan
hipotermia (p=0,018; OR=3,35). Faktor risiko persalinan seperti jenis persalinan,
asal persalinan, dan kelahiran kembar menunjukkan nilai kemaknaan masing masing 0,357; 0,337; dan 0,526. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan
bahwa faktor risiko persalinan tidak berbeda signifikan dan tidak mempengaruhi
kejadian kematian <48 dan ≥48 jam pasca persalinan. Faktor risiko maternal yang
berbeda signifkan dalam mempengaruhi kejadian kematian <48 dan ≥48 jam
pasca persalinan ialah riwayat persalinan pervaginam (p=0,025; OR=0,3), riwayat
persalinan SC (p=0,02; OR=0,15), jarak kelahiran (p=0,039; OR=2,79), dan
jumlah kunjungan ANC (p=0,013; OR=3,51). Faktor risiko eksternal dan faktor
lainnya yang berbeda signifikan dan mempengaruhi kejadian kematian neonatus
<48 dan ≥48 jam pasca persalinan ialah tidak diberikannya asam amino parenteral
(p<0,001; OR=0,12). Uji multivariat didapatkan faktor yang mempengaruhi
kejadian kematian <48 jam pasca persalinan ialah skor APGAR menit
kelima/asfiksia (p=0,05; OR=4,66), hipotermia (p=0,049; OR=5,29), dan tidak
diberikannya asam amino parenteral (p=0,002; OR=25,97). Faktor yang
mempengaruhi kejadian kematian ≥48 jam pasca persalinan ialah infeksi perinatal
(p=0,05; OR=0,093) dan hiperbilirubinemia (p=0,011; OR=0,079). | en_US |