dc.description.abstract | Pemberian pestisida merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh para
petani untuk meningkatkan produksi pertanian mereka dengan tujuan agar
tanaman tidak dirusak oleh hama. Pada praktik di lapangan masih banyak petani
yang menggunakan pestisida, meskipun telah diterapkannya Pengendalian Hama
Terpadu (PHT) (Munarso dkk., 2009). Di daerah Kabupaten Jember, pestisida
yang banyak digunakan adalah golongan karbamat. Pestisida dapat memberikan
dampak berupa kematian karena kejang bronkus, dehidrasi, paralisis otot
pernafasan hingga menyebabkan kelumpuhan jika dikonsumsi dalam waktu yang
lama (Wispriyono dkk., 2013). Berdasarkan penelitian (Mutiatikum, 2009)
didapatkan penggunaan pestisida terutama karbamat pada produk pertanian
sebesar 0,0296 - 0,0755 mg/kg, sedangkan Batas Maksimum Residu (BMR) untuk
pestisida karbamat sebesar 0,01 mg/kg/hari.
Metode analisis standar yang umum digunakan untuk penentuan suatu
pestisida antara lain kromatografi cair, kromatografi cair kinerja tinggi, dan
kromatografi gas. Akan tetapi dibutuhkan waktu yang cukup lama, tenaga yang
terampil dan persiapan preparasi sampel dalam penggunaan metode tersebut
(Kuswandi dkk., 2007).
Biosensor berpotensi digunakan sebagai metode dilapangan dan dapat
diterapkan untuk identifikasi sampel yang memiliki potensi berbahaya. Analisis
menggunakan biosensor memiliki kelebihan yaitu biaya yang rendah, waktu
pengujian yang singkat dengan jumlah sampel yang sedikit (Pogačnik dan Franko,
2003). Kemudian dikembangkan biosensor Lab on Tip (LOT) dengan detektor
serat optik untuk identifikasi kandungan pestisida dalam sayuran. LOT tersebut
dibuat dari tip mikropipet berisi kertas biosensor yang terimobilisasi enzim asetilkolinesterase dan indikator bromothymol blue. Kemudian dilakukan
pembacaan hasil menggunakan tembakan optik setelah melakukan penambahan
pestisida maupun substrat yang diolah menggunakan komputer. Biosensor
tersebut merupakan sensor yang dapat mendeteksi keberadaan dari pestisida
berdasarkan pengaruh perubahan pH setelah terjadi reaksi antara reagen
(asetilkolinesterase) dan analitnya (pestisida).
Fabrikasi dari biosensor LOT mendapatkan hasil linieritas dengan rentang
konsentrasi 0,01 ppm – 22 ppm dengan persamaan regresi yang didapatkan adalah
y = 0,0023x + 0,0139 dengan koefosien korelasi atau nilai R = 0,992572.
Biosensor LOT ini tidak akan terganggu dengan adanya kuersetin dan amilum
dengan perbandingan kadar standar pestisida (karbosulfan) dan kuersetin maupun
amilum sebesar 1:100. Nilai batas deteksi (LOD) yang didapatkan adalah 0,01
ppm sedangkan nilai batas kuantitasi (LOQ) adalah 0,03 ppm. Pada perhitungan
presisi diperoleh nilai RSD = 5,17%. Pada penetuan akurasi menggunakan
biosensor LOT mendapatkan % recovery rata-rata sebesar 91,79%.
Berdasarkan hasil aplikasi biosensor LOT pada sampel, metode biosensor
Lab on Tip sebagai sensor pendeteksi pestisida dapat digunakan sebagai metode
alternatif untuk mengetahui kandungan residu pestisida pada sayuran yang telah
beredar di pasaran. | en_US |