dc.description.abstract | Amoksisilin merupakan salah satu contoh obat yang termasuk dalam kelas
aminopenisilin (Hauser, 2013). Setelah pemberian oral, amoksisilin memiliki
ikatan dengan protein plasma sebesar 20% dengan waktu paruh (t1/2) 1 hingga 1,5
jam. Terapi lini utama infeksi Helicobacter pylori (H. pylori) telah banyak
digunakan amoksisilin sebagai obat (Sweetman, 2009). Bakteri ini belum bisa
terbunuh secara keseluruhan oleh obat amoksisilin trihidrat dalam bentuk
konvensional (Cooreman et.al., 1993). Waktu tinggal antibiotik yang pendek
dalam lambung menjadi penyebab utama yang menimbulkan komposisi efektif
antibiotik di lapisan mukosa lambung atau permukaan sel epitel tempat H. pylori
tersebut tidak tercapai (Patel dan Chavda, 2009). Solusi dalam permasalahn
tersebut yaitu dikembangkannya sistem penghantaran obat supaya amoksisilin
trihidrat dapat bertahan lama di dalam lambung.
Pemberian obat dengan sistem Gastro Retentive Drug Delivery System
(GRDDS) menyebabkan sediaan berada di dalam lambung dengan jangka waktu
lama dan secara signifikan akan meningkatkan bioavaibilitasnya (Pahwa et.al.,
2010). Sistem GRDDS dapat dicapai salah satunya dengan mekanisme
bio/mucoadhesive systems (Venkateswaramurthy et.al., 2010). Karakteristik
amoksisilin trihidrat sesuai untuk dibuat sediaan GRDDS karena memenuhi
kriteria antara lain target aksinya di lambung dan ditujukan untuk membasmi H.
pylori. Penghantaran obat dalam bentuk microspheres merupakan penghantaran
partikel obat berbentuk sferis dalam ukuran mikrometer yang mengandung zat
aktif dan terdispersi ke dalam matriks (Kaurav et.al., 2012). Kombinasi sistem
GRDDS mucoadhesive dan bentuk sediaan microspheres menggunakan metode
solvent evaporation menghasilkan sediaan mucoadhesive microspheres
amoksisilin trihidrat. Keuntungan bentuk sediaan ini yaitu efisiensi absorbsi dan
bioavalabilitas obat karena obat dapat kontak lama dengan mukosa lambung (Rao
dan Sharma, 1997).
Penelitian ini ditujukan untuk pengembangan formula sediaan
mucoadhesive microspheres amoksisilin trihidrat dengan kitosan sebagai polimer
mucoadhesive dan etil selulosa sebagai polimer matriks. Masing-masing formula
dilakukan analisis tiga respon antara lain ukuran partikel, entrapment efficiency,
dan kekuatan mucoadhesive dan dilakukan penentuan formula optimum
menggunakan desain faktorial. Karakterisasi yang dilakukan terhadap formula
optimum yaitu penentuan drug loading, yield, analisis gugus fungsi menggunakan
FTIR, dan analisis morfologi menggunakan SEM.
Peningkatan kitosan dan etil selulosa meningkatkan ketiga respon yang
dianalisis. Formula AB dengan komposisi kitosan 4025 mg dan etil selulosa 2300
mg didapatkan sebagai formula optimum dengan nilai ukuran partikel 889,51 µm
± 5,91; nilai entrapment efficiency sebesar 89,43 % ± 0,76 dan kekuatan
mucoadhesive sebesar 65,37 gram ± 1,07. Analisis FTIR mucoadhesive
microspheres amoksisilin trihidrat menunjukkan tidak adanya interaksi antara
bahan aktif dengan bahan lain yang digunakan dalam formula dilihat dari
keberadaan serapan khas dan gugus fungsi dari amoksisilin trihidrat.
Mucoadhesive microspheres dengan bentuk sferis, berbau khas, dan berwarna
putih kuning gading memiliki nilai drug loading dan yield sebesar 10,20 % dan
87,66 %. | en_US |