Analisis Beban Kerja dan Kebutuhan Petugas Klaim Rawat Jalan berdasarkan Metode Analisis Beban Kerja Kesehatan (Studi pada Instalasi Penjaminan RSUD Kabupaten Sidoarjo)
Abstract
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sidoarjo merupakan rumah sakit kelas
B yang menduduki urutan pertama dengan jumlah klaim pasien tertinggi di Jawa
Timur menurut data Kementerian Kesehatan RI Tahun 2018 pada data klaim
Indonesia Case Base Groups (INA-CBG). Jumlah berkas klaim pasien rawat jalan
di Instalasi Penjaminan RSUD Sidoarjo di tahun 2017 mencapai 323.149 berkas.
Sedangkan jumlah berkas klaim pasien rawat jalan di tahun 2018 sementara sampai
bulan November sebanyak 311.429 berkas. Berdasarkan survei pendahuluan yang
dilakukan pada bulan April 2018, menurut koordinator monitoring dan evaluasi
rawat jalan bahwa berkas klaim pasien rawat jalan memiliki jumlah yang cukup
besar untuk dikerjakan setiap harinya dengan jumlah petugas klaim rawat jalan
yang sedikit, yaitu 9 orang dan sebagian besar usia petugas klaim rawat jalan ≥ 40
tahun. Adanya beban kerja yang mempengaruhi produktivitas kerja petugas klaim
rawat jalan maka diperlukan jumlah sumber daya manusia yang mencukupi dan
memiliki kualitas yang baik dan berkompeten. Beban kerja yang dirasakan petugas
klaim rawat jalan diantaranya berupa kejenuhan, kelelahan, dan tingkat stress yang
cukup tinggi mulai dari penerimaan berkas, pengkodean, entri data sampai
monitoring dan evaluasi berkas klaim karena pekerjaaan yang mereka lakukan
adalah pekerjaan yang serupa dan berurutan dari waktu ke waktu dengan jumlah
berkas klaim yang cukup besar. Penelitian ini menggunakan metode Analisis Beban
Kerja Kesehatan (ABK Kesehatan) berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No. 33 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan
Sumber Daya Manusia Kesehatan karena perhitungan beban kerja pada metode
ABK Kesehatan bertujuan untuk merencanakan kebutuhan Sumber Daya Manusia
Kesehatan sehingga diperoleh informasi kebutuhan jumlah pegawai yang dapat
menggambarkan rencana kebutuhan pegawai secara real sesuai dengan beban kerja
suatu organisasi. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian deskriptif yang dilakukan dengan survei observasional dengan jumlah
responden sebanyak 9 orang.
Hasil penelitian menujukkan bahwa penggunaan waktu kegiatan terbanyak
antara kegiatan produktif dan kegiatan tidak produktif oleh petugas receiver file
adalah penggunaan waktu kegiatan tidak produktif. Sedangkan penggunaan waktu
kegiatan terbanyak oleh petugas coding, costing, serta koordinator monitoring dan
evaluasi rawat jalan adalah penggunaan waktu kegiatan produktif. Waktu Kerja
Tersedia (WKT) untuk petugas klaim rawat jalan sebesar 69.469 menit/tahun
dengan hari kerja selama 288 hari/tahun. Sedangkan Standar Beban Kerja (SBK)
dan Standar Tugas Penunjang (STP) untuk petugas klaim rawat jalan sebesar
318.599.358,38 berkas/tahun dan 1,41. Perhitungan kebutuhan petugas klaim rawat
jalan dengan menggunakan metode ABK Kesehatan diperoleh hasil sebanyak 10
orang. Jumlah petugas yang tersedia sebanyak 9 orang, maka Instalasi Penjaminan
RSUD Kabupaten Sidoarjo kekurangan petugas sebanyak 1 orang. Berdasarkan
perhitungan tersebut, kebutuhan tenaga setiap bagian sebagai berikut: bagian
receiver file sebanyak 2 orang, bagian coding sebanyak 2 orang, bagian costing
sebanyak 3 orang, dan bagian koordinator monitoring dan evaluasi rawat jalan
sebanyak 3 orang.
Berdasarkan hasil penelitian, saran yang dapat diberikan adalah
mengoptimalkan kinerja petugas klaim rawat jalan dengan mempertimbangkan
kompetensi antara petugas dan job description petugas klaim agar mengurangi
beban kerja petugas. Selain itu, dapat melakukan penambahan petugas klaim rawat
jalan, terutama pada bagian koordinator monitoring dan evaluasi rawat jalan karena
beban kerja yang lebih besar dari bagian lain serta pengoptimalan kinerja petugas
klaim rawat jalan agar proses pengajuan klaim BPJS Kesehatan berjalan efektif dan
efisien.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]