Pengamanan Citra dengan DNA-Vigenere Cipher Berbasis Pola Tanam Padi dan Bajak Sawah
Abstract
Perkembangan teknologi telah mempengaruhi penyimpanan suatu data.
Penyimpanan yang dulunya dalam bentuk kertas sekarang lebih didominasi
dengan penyimpanan digital menggunakan komputer. Salah satu jenis data yang
sering dipakai adalah data berupa citra, beberapa diantaranya merupakan citra
yang bersifat rahasia. Untuk melindungi citra tersebut diperlukan suatu proses
pengamanan.
Kriptografi merupakan ilmu untuk mengamankan data dengan cara
mengubah ataupun mengacak data, sehingga data tersebut tidak diketahui bentuk
aslinya. Salah satu diantaranya adalah metode DNA-vigenere cipher. Hardjo
(2016), telah melakukan enkripsi pada data berupa citra digital menggunakan
modifikasi vigenere cipher dengan kriptografi DNA. Kunci yang dipakai berupa
rangkaian basa nitrogen DNA. Hasil yang didapatkan memiliki tingkat
keamanan lebih tinggi dibandingkan dengan hanya metode vigenere cipher.
Penelitian ini menghasilkan citra terenkripsi dengan tingkat buram yang baik,
namun di beberapa bagian gambar masih terlihat pola dasar dari citra yang
dienkripsi. Widodo (2015), dalam jurnal Perancangan Kriptografi Block Cipher
Berbasis pada Teknik Tanam Padi dan Bajak Sawah mengenalkan Pola tanam
padi dan bajak sawah untuk mengenkripsi text. Pola ini mengubah posisi dari
setiap teks mengikuti alur penanaman padi dan bajak sawah. Enkripsi yang
dihasilkan berhasil mengubah posisi setiap huruf dalam plain text, hal ini
mengakibatkan ciphertext lebih acak dan sulit untuk dipecahkan oleh kriptanalis.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah citra RGB dan citra
grayscale yang akan digunakan sebagai plain image sekaligus kunci image.
Citra tersebut akan diubah polanya mengikuti pola tanam padi dan bajak sawah,
kemudian akan dienkripsi menggunakan DNA-vigenere cipher. Hasil enkripsi
yang didapatkan adalah sebuah cipher image yang berbeda dengan plain image.
Analisis keamanan dari algoritma yang diajukan menunjukkan bahwa
algoritma tersebut aman dari serangan statistik, memiliki nilai tambah kemanan
dengan mengacak pola. Hasil dekripsi didapatkan cipher image kembali seperti
plain image dan tidak ada informasi yang hilang.