Kekuatan tarik dan Bending Bahan Mikrokomposit Berpenguat Serat Serabut Kelapa dan Polylactic Acid (PLA)
Abstract
Tanaman kelapa merupakan tanaman perkebunan atau tanaman industri.
Seluruh bagian dari tanaman kelapa dapat dimanfaatkan dalam kehidupan seharihari. Salah satu bagian dari tanaman kelapa yang banyak dimanfaatkan yaitu serat
sabut kelapa. Pengoptimalan pemanfaatan serat sabut kelapa dapat digunakan
sebagai penyusun dalam bahan komposit. Bahan komposit merupakan kombinasi
dua bahan atau lebih untuk menghasilkan bahan baru yang lebih baik daripada
komponen penyusunnya. Penyusun dalam bahan komposit memiliki peran masingmasing, yaitu sebagai penguat dan peran lainnya sebagai matriks. Serat kelapa
dalam bahan komposit berfungsi sebagai penguat, dan matriks yang digunakan
berupa polimer alami yaitu polylactic acid. Kelebihan dari polimer polylactic acid
ini ialah memiliki kekuatan mekanik yang baik, termoplast, dan ramah lingkungan.
Pada penelitian ini menggunakan konsep bahan mikrokomposit, dimana
bahan yang digunakan menggunakan struktur mikro. Pembuatan bahan komposit
melalui tahap pencampuran serat sabut kelapa dan polylactic acid yang disebut
proses sintesis, dengan variasi fraksi massa serat 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, dan
bahan polylactic acid murni tanpa penguat 0%. Bahan komposit hasil sintesis diuji
kekuatan mekanik bahan untuk mengetahui karakteristik bahan dan pengamatan
morfologi. Uji mekanik yang dilakukan berupa uji tarik dan uji bending. Sedangkan
pengamatan morfologi menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM) untuk
mengetahui struktur ikatan matriks dan serat pada area deformasi.
Pada uji tarik, nilai kekuatan tarik tertinggi dihasilkan oleh bahan dengan
fraksi massa serat sabut kelapa 20% sebesar (55,50±2,68) MPa dan nilai kekuatan
tarik terendah dihasilkan oleh bahan dengan fraksi massa serat sabut kelapa 50%
sebesar (25,02±0,93) MPa. Selanjutnya pada uji bending, nilai kekuatan bending
tertinggi dihasilkan oleh bahan tanpa penguat 0% sebesar (102,69±8,87) MPa, nilai
kekuatan bending tertinggi pada bahan komposit dihasilkan oleh bahan dengan
fraksi massa serat 10% sebesar (100,61±0,41) MPa dan nilai kekuatan bending
terendah dihasilkan oleh bahan dengan fraksi massa serat sabut kelapa 50% sebesar
(39,29±4,55) MPa. Pada uji bending, nilai kekuatan bending menurun seiring
bertambahnya fraksi massa serat. Pada pengamatan morfologi internal bahan
menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM) pada area patahan
mengindikasikan adanya void dan fiber break pada bagian internal bahan
mikrokomposit. Beberapa serat mengalami pull-out saat uji tarik dan bending
dilakukan.