Modelisasi Tugu Dengan Penggabungan Benda Dasar Geometri Dan Kurva Bezier
Abstract
Tugu merupakan bangunan yang biasanya menjulang, besar, atau tinggi.
Tugu memiliki fungsi yang bervariasi diantaranya sebagai tanda dari suatu
tempat, peristiwa sejarah, atau orang yang terkait dengan tempat tugu berada.
Secara umum komponen tugu terdiri dari tiga bagian yaitu bagian tiang, bagian
alas dan bagian puncak. Menurut aspek geometris, model tugu pada dasarnya
masih memiliki kekurangan dari tampilan bentuk, contohnya tugu hanya terdiri
dari benda geometri ruang prisma dan limas saja sehingga terkesan monoton dan
kurang variatif. Bentuk-bentuk geometris yang variatif dapat dilakukan dengan
beberapa teknik diantaranya menggunakan teknik deformasi yang meliputi
pemotongan (interseksi), perputaran kurva, interpolasi, transformasi dilatasi, dan
kurva bezier. Tujuan dari penelitian ini adaalah untuk mendapatkan beragam
bentuk desain tugu yang bervariasi dari hasil penggabungan deformasi benda
geometri ruang.
Modelisasi tugu dibagi menjadi 3 tahapan. Pertama adalah mengkontruksi
benda dasar geometri tabung, limas dan prisma menggunakan metode yang
ditentukanKedua adalah merangkai beberapa komponen tersebut menjadi satu
kesatuan pada sumbu sejajar sumbu Z. Ketiga adalah programasi komponen
menggunakan software Maple13. Hasil penelitian ini mendapatkan beberapa
prosedur untuk mendesain komponen-omponen tugu. Pertama pada bagian alas
tugu dilakukan prosedur sebagai berikut, (a) pola tabung tegak dari pemotongan
horizontal. (b) pola lengkungan tabung dengan kurva bezier kuadratik. (c) hasil
deformasi tabung dengan dilatasi. Pada tiang tugu dilakukan prosedur sebagai
berikut, (a) pemotongan limas secara horizontal pada limas, (b) membentuk pola
dari hasil lengkungan kurva bezier, (c) interpolasi pola dengan transformasi
dilatasi, (d) penetapan titik pada sisi tegak prisma, (e) membangun segmen garis
berdasarkan titik kontrol, (f)interpolasi setiap titik. Pada bagian puncak tugu
dilakukan prosedur sebagai berikut, (a) memotong limas dengan ukuran yang
ditetapkan menjadi alas puncak dan atas puncak. (b) menetapkan titik kontrol, (c)
membentuk pola dengan kurva bezier kuadratik, (d) interpolasi setiap titik. Kedua
merangkai komponen menjadi satu kesatuan dengan mengisi setiap segmen pada
sumbu pusat yang sejajar dengan sumbu Z .