dc.description.abstract | Jember merupakan daerah yang rawan bencana mulai dari bencana banjir,
bencana gunung api, bencana tsunami dan tanah longsor. Meskipun dari sekian
banyak daerah rawan bencana yang ada di Jember peneliti lebih memilih Desa Kemiri
Kecamatan Panti yang dijadikan daerah penelitian hal ini dikarenakan Desa Kemiri
berbeda dengan desa yang terdampak bencana, perbedaan yang ada di Desa Kemiri
dilihat dari proses pemulihan paska banjir bandang pada Tahun 2006 silam, baik dari
segi struktural maupun non struktural yang cepat maka dari itu peneliti memfokuskan
pada wilayah Desa Kemiri untuk dijadikan bahan penelitian tentang peran modal
sosial dalam mitigasi bencana, karena desa tersebut merupakan desa yang patut
dicontoh untuk desa – desa yang lain terutama desa yang rawan bencana. Dari sekian
lamanya modal sosial yang dimiliki oleh individu akan mengalami hambatan ataupun
penurunan. Kepercayaan yang telah muncul, norma yang sering dilakukan, dan
jaringan yang telah dibentuk bisa menghilang. Maka dari itu, peran modal sosial
dalam mitigasi bencana harus mampu mempertahankan dan meningkatkan modal
sosial yang ada agar mencapai keberhasilan bersama. Dengan ini peneliti ingin
menelusuri hal tersebut melalui rumusan masalah : bagaimana peran modal sosial
dalam mitigasi bencana banjir bandang di Desa Kemiri Kecamatan Panti Kabupaten
Jember?
Kerangka teoritik penelitian ini didasarkan pada teori modal sosial. Dalam
penelitian ini, teori modal sosial yang dipakai adalah teori Woolcock, dimana ia
mendefinisikan modal sosial sebagai informasi, kepercayaan, dan norma resiprokal
yang terdapat dalam suatu jaringan sosial. Woolcock menganalisa dan membagi
modal sosial yang ada di dalam masyarakat menjadi 3 yaitu ; (1) modal sosial
bonding, (2) modal sosial bridging, dan (3) modal sosial linking. Metode dalam
penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif , dengan format pendekatan
fenomenologi. Penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik
purposive sampling. Pengambilan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara,
dokumentasi, dan studi pustaka. Sedangkan uji keabsahan data dalam penelitian ini
memakai uji trianggulasi data, reduksi data, penyajian data, verifikasi dan penarikan
kesimpulan
Hasil dari penelitian menjelaskan bahwa peran modal sosial dalam mitigasi
bencana sangatlah penting dan perlu untuk dipertahankan sebagai bentuk perwujudan
dalam proses pemulihan bencana banjir terhadap lapisan masyarakat. Sehingga dalam
penelitian ini menunjukkan bahwa modal sosial dalam mitigasi bencana banjir
bandang ditemukan modal sosial bonding, bridging dan linking. Namun dari
beberapa modal sosial tersebut, modal sosial bonding yang lebih menonjol hal ini
ditunjukkan dengan adanya kegiatan – kegiatan yang masih dilakukan kepala desa
dan Kyai Muzammil yang masih terus berjalan hingga saat ini. Kegiatan – kegiatan
yang dilakukan antara lain kegiatan dalam lingkup agama, budaya dan lingkup
kebencanaan. Hal ini dipengaruhi oleh adanya hubungan kekerabatan antar
masyarakat yang sangat kental dan erat sehingga modal sosial bonding masih tetap
terjaga. | en_US |