Simulasi Pengaruh Variasi Temperatur Operasional Terhadap Distribusi Pembawa Muatan Sel Surya Berbasis Silikon c-Si, a-Si:H, Dan µc-Si:H
Abstract
Kinerja sel surya diperoleh dari pengamatan terhadap karakteristik rapat
arus-tegangan (J-V). Perhitungan rapat arus pada sel surya dilakukan berdasarkan
analisis perubahan distribusi pembawa muatan (elektron dan hole). Salah satu
faktor yang mempengaruhi jumlah distribusi pembawa muatan dalam suatu bahan
yaitu temperatur operasional. Kaitannya dengan aplikasi sel surya selalu
berhubungan erat dengan temperatur yang selalu berubah-berubah, sehingga perlu
dilakukan analisis distribusi pembawa muatan terhadap variasi temperatur.
Seiring perkembangannya, bahan yang digunakan untuk divais sel surya tidak
hanya silikon kristal (c-Si), namun bahan silikon amorf terhidrogenasi (a-Si:H)
maupun mikrokristal terhidrogenasi (µc-Si:H) yang relatif lebih murah biaya
fabrikasinya. Oleh sebab itu, pada penelitian ini ketiga bahan tersebut menjadi
obyek dalam penelitian dengan tujuan penelitian yaitu menganalisa distribusi
pembawa muatan pada sel surya berbasis silikon untuk kristal (c-Si), amorf
terhidrogenasi (a-Si:H), dan mikrokristal terhidrogenasi (µc-Si:H) pada beberapa
variasi temperatur operasional. Selanjutnya, berdasarkan hasil yang diperoleh,
dianalisa pengaruh temperatur operasional terhadap distribusi pembawa muatan.
Distribusi pembawa muatan tersebut merepresentasikan konsentrasi pembawa
muatan (elektron dan hole) di dalam bahan.
Proses simulasi diawali dengan memasukkan parameter input untuk masingmasing
bahan diantaranya: bahan silikon kristal (c-Si), amorf terhidrogenasi (aSi:H),
dan mikrokristal terhidrogenasi (µc-Si:H). Kemudian membuat geometri
dalam bentuk 2D yang terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan-p, lapisan-i dan
lapisan-n dengan ketebalan tiap-tiap lapisan p/i/n sebesar .
Tahapan selanjutnya adalah mengatur syarat batas dan memasukkan persamaan
yang digunakan dalam simulasi, berupa persamaan poisson dan kontinuitas. Pada
tahapan ini diperoleh hasil berupa distribusi pembawa muatan. Tahapan terakhir
yaitu memberi perlakuan berupa variasi temperatur operasional, pada temperatur
, dan dan variasi tegangan sebesar
dengan kelipatan . Hasil akhir yang diperoleh yaitu data nilai
konsentrasi yang diamati pada enam titik yang berbeda dari masing-masing bahan
tersebut.
Hasil yang diperoleh pada bahan silikon kristal (c-Si), amorf terhidrogenasi
(a-Si:H), dan mikrokristal terhidrogenasi (µc-Si:H) menunjukkan nilai konsentrasi
elektron dari ketiga bahan tersebut, berada pada nilai konsentrasi paling rendah di
lapisan-p. Hal ini dikarenakan elektron pada lapisan-p bertindak sebagai pembawa
muatan minoritas elektron. Sedangkan konsentrasi elektron pada daerah lapisan-i
relatif konstan, karena daerah tersebut merupakan daerah aktif sehingga jumlah
konsentrasi elektron dan hole relatif sama. Adapun konsentrasi elektron pada
lapisan-n berada pada nilai konsentrasi paling tinggi, karena bertindak sebagai
pembawa muatan mayoritas elektron. Hal ini berlaku sebaliknya, pada konsentrasi
hole dikarenakan lapisan-p bertindak sebagai pembawa muatan mayoritas hole.
Sedangkan lapisan-n bertindak sebagai pembawa muatan minoritas hole.
Hasil yang diperoleh juga memberikan informasi berupa adanya variasi
temperatur operasional yang berdampak pada perubahan nilai konsentrasi elektron
dan hole. Nilai konsentrasi elektron dan hole menunjukkan peningkatan seiring
bertambahnya temperatur operasional pada semua keadaan tegangan input yang
diberikan. Disamping itu, jika melihat perubahan konsentrasi elektron dan hole
dari ketiga bahan tersebut, perubahan relatif cukup cepat nampak terjadi pada
bahan amorf terhidrogenasi (a-Si:H), sehingga dapat diketahui bahwa bahan yang
paling sensitif terhadap perubahan temperatur yaitu bahan amorf terhidrogenasi
(a-Si:H).