Show simple item record

dc.contributor.authorWENY ANGGUN DWI PURBOWATI
dc.date.accessioned2013-09-05T02:41:36Z
dc.date.available2013-09-05T02:41:36Z
dc.date.issued2013-09-05
dc.identifier.nimNIM070210191149
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/905
dc.description.abstractDunia pendidikan dewasa ini tengah mendapat sorotan yang sangat tajam berkaitan dengan tuntutan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, yaitu sumber daya manusia yang mampu ”hidup” di abad ke-21 (Degeng, 2001:1). Matematika merupakan salah satu pelajaran yang sangat penting dalam pendidikan. Hampir semua aspek berhubungan dengan matematika. Model pembelajaran adalah suatu cara untuk mengarahkan siswa tentang bagaimana belajar, bagaimana mengingat, bagaimana berfikir dan bagaimana memotivasi diri sendiri. Reciprocal Teaching adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menerapkan empat strategi pemahaman mandiri, yaitu menyimpulkan bahan ajar, menyusun pertanyaan dan menyelesaikannya, menjelaskan kembali pengetahuan yang telah diperolehnya, kemudian memprediksikan pertanyaan selanjutnya dari persoalan yang disodorkan kepada siswa. Umumnya aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung hanya mengikuti perintah guru sehingga kreativitas mereka kurang berkembang secara maksimal. Penggunaan model Reciprocal Teaching akan menjadi kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatifnya sehingga hasil belajarnya akan meningkat sebab dalam penerapan model Reciprocal Teaching siswa dapat menyalurkan kemampuan berpikir yang ada pada dirinya. Dari penelitian ini didapat temuan-temuan penting antara lain: siswa memahami konsep pokok bahasan dari aktivitas membaca bacaan dan merangkum jika bacaan yang disediakan berhubungan langsung dengan kehidupan sehari-hari dan dirampung menjadi sebuah permasalahan, siswa menunjukkan kemampuan berpikir kreatifnya dengan membuat pertanyaan yang bervariasi dan memprediksi jawaban yang bervariasi juga, siswa mampu mengkomunikasikan hasil pekerjaannya di depan kelas pada kegiatan klarifikasi tanpa takut salah dan jika ternyata hasil pekerjaannya salah, dengan besar hati mereka meminta maaf kepada siswa lainnya, kelebihan model reciprocal teaching adalah semua pembelajaran terpusat pada siswa sehingga siswa terlibat langsung dan akan lebih membuat siswa mengingat konsep yang dipelajari serta dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dan kelemahan model reciprocal teaching adalah guru harus bekerja ekstra dalam membimbing siswa agar tidak salah dalam memahami konsep yang dipelajari serta tidak semua materi pelajaran dalam matematika dapat diterapkan dengan model reciprocal teaching. Berdasarkan pengamatan dan penilaian yang dilakukan terhadap aktivitas siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran diperoleh: keaktifan siswa dalam pembelajaran ini adanya peningkatan persentase aktivitas siswa secara klasikal dari siklus I ke siklus II yang masing-masing mencapai 57,89% menjadi 94,74%. Pada pembelajaran pertama persentase rata-rata aktivitas belajar siswa secara individu hanya mencapai 64,9% dan secara berkolompok menjadi 67,6%, pada pembelajaran kedua aktivitas belajar siswa secara individu mengalami peningkatan menjadi 74,1% dan secara kelompok menjadi 82,4%, begitu pula pada pembelajaran ketiga aktivitas belajar siswa secara individu meningkat menjadi 78,9% dan secara berkelompok menjadi 85,2%. Analisis skor total siswa pada siklus I belum mencapai ketuntasan yang ditetapkan Depdiknas karena hanya mencapai persentase 57,89 %. Siswa yang tuntas belajar secara individu pada siklus 1 sebanyak 22 siswa dan siswa yang tidak tuntas 16 siswa dan persentase skor total hasil belajar siswa sebesar 70,51%. Pada analisis skor total pada siklus II telah mencapai ketuntasan secara klasikal karena persentasenya lebih dari 85% yaitu sebesar 94,74 % siswa yang telah tuntas belajarnya sebanyak 36 siswa dan yang tidak tuntas belajarnya sebanyak 2 siswa dan persentase skor total hasil belajar siswa telah mencapai 83,33%. Analisis kemampuan berpikir kreatif siswa dengan menggunakan indikator untuk menguji kekreatifan siswa menunjukkan adanya peningkatan dari siklus I ke siklus II (72,1% menjadi 74,3%). Keberhasilan proses pembelajaran yang dilakukan siswa terlihat dari hasil analisis skor akhir siswa siklus II yang sudah mencapai ketuntasan secara klasikal walaupun pada siklus I belum mencapai ketuntasan klasikal. Selain itu persentase skor total hasil belajar siswa dari siklus I dan II juga mengalami peningkatan meskipun tidak banyak, namun dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa meningkat. Begitu pula dengan kemampuan berpikir kreatif siswa yang juga mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran matematika dengan menggunakan model reciprocal teaching dapat digunakan sebagai salah satu alternatif model pembelajaran di kelas.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries070210191149;
dc.subjectMODEL RECIPROCAL TEACHINGen_US
dc.titlePENGGUNAAN MODEL RECIPROCAL TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN HASIL BELAJAR PERBANDINGAN PADA SISWA SMP NEGERI 2 TENGGARANG, BONDOWOSO KELAS VII Aen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record