Show simple item record

dc.contributor.advisorRATNANINGSIH, Anik
dc.contributor.advisorSUKMAWATI, Sri
dc.contributor.authorROHMADANI, Laili
dc.date.accessioned2019-04-22T08:14:40Z
dc.date.available2019-04-22T08:14:40Z
dc.date.issued2019-04-22
dc.identifier.nim141910301033
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/90579
dc.description.abstractPengadaan Barang/Jasa menurut Perpres No. 54 Tahun 2010 merupakan kegiatan untuk memperoleh Barang/Jasa oleh Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah/Institusi lainnya (K/L/D/i) yang prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh kegiatan untuk memperoleh Barang/Jasa. Pengadaan Barang/Jasa dilakukan secara elektronik (EProcurement) supaya memungkinkan para penyedia untuk mendapatkan informasi yang tepat dan akurat tentang keberadaan proyek dengan proses lelang. Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa secara elektronik dapat meningkatkan transparansi, memperbaiki tingkat efisiensi proses pengadaan, mendukung monitoring dan audit, dan memenuhi kebutuhan akses informasi yang real time guna mewujudkan good and clean governance. Meski banyak paket pekerjaan konstruksi yang diberikan/ditawarkan Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE), banyak juga pelaksana konstruksi yang mengalami kegagalan dalam memenangkan lelang. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi gagal memenangkan lelang pengadaan pekerjaan konstruksi di Kabupaten Jember dengan menggunakan metode Confirmatory Factor Analysis (CFA) dan faktor dominannya. Hasil penelitian diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai pengembangan, pencerahan, dan referensi kepada penyedia pekerjaan konstruksi; memberikan kontribusi terhadap ilmu mengenai pengadaan di Indonesia. Penelitian dilaksanakan dengan menyebarkan kuesioner kepada dua jenis responden. Responden yang pertama adalah kontraktor yang memiliki pengalaman dalam mengikuti pengadaan pekerjaan konstruksi; memiliki wawasan dan pengetahuan dalam proses pengadaan pekerjaan jasa konstruksi; serta aktif dalam 3 tahun terakhir. Responden kedua adalah Unit Layanan Pengadaan (ULP) yang memiliki wawasan dan pengetahuan dalam bidang pengadaan pekerjaan konstruksi dan ahli/pakar dalam disiplin ilmu pengadaan (procurement). Data kuesioner yang terkumpul diolah dengan menggunakan metode Confirmatory Factor Analysis (CFA) first order dengan menggunakan bantuan software LISREL 8.8. Variabel merupakan faktor yang dapat mempengaruhi pelaksana konstruksi gagal memenangkan lelang pengadaan pekerjaan konstruksi dan dikelompokkan berdasarkan kategori Administrasi, Teknis, Harga, dan Kualifikasi/Klarifikasi. Variabel dominan yang dapat mempengaruhi gagal lelang pengadaan pekerjaan konstruksi, antara lain : dokumen penawaran tidak dapat dibaca/dimengerti dan tidak dapat dievaluasi, peralatan minimal yang disyaratkan kurang, dan kesalahan penulisan angka dan huruf pada harga penawaran.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectMetode Confirmatory Factor Analysisen_US
dc.subjectKonstruksien_US
dc.subjectTeknik sipilen_US
dc.subjectKegagalan konstruksien_US
dc.titlePenggunaan Metode Confirmatory Factor Analysis (CFA) untuk Identifikasi Faktor-faktor yang mempengaruhi Pelaksana Konstruksi Gagal Memenangkan Lelang Pekerjaan Konstruksien_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record